Minggu, 14 Desember 2014

Fieldtrip Ala Demo

21 November 2014 SMPIT melakukan fieldtrip yang telah dinanti-nati oleh santri ikhwan maupun akhwat. Agenda ini sempat tersendat karena bertepatan dengan pengumuman kenaikan BBM oleh pemerintah baru sehingga banyak kerusuhan dimana-mana. Mahasiswa, buruh, bahkan supir angkutan pun demo dimana-mana untuk mencegah hal yang tidak diinginkan oleh para guru sehingga fieldtrip pun diundur. Keputusan yang berat sesungguhnya karena para santri sudah sangat antusias dan mempersiapkan segalanya untuk fieldtrip. Dengan keyakinan dan berdoa para guru memutuskan untuk memberangkatkan setelah satu hari pengunduran karena banyaknya agenda di pesantren dan takut para santri kecewa berlarut-larut dan melampiaskan dengan kemalasan dalam belajar. Selepas belajar anak-anak dan guru-guru menonton kehebohan demo di luar sana, bagaimana pun kita harus mengetahui perkembangan negeri ini terutama mengenai keamanan. Para santri dan guru pun akhirnya berangkat dengan suka cita dan berdoa agar tidak hujan dan bertemu dengan para demo di luar sana. Ternyata kenaikan BBM pun berpengaruh pada ongkos bus, ya walau naik cuman seratus ribu tapi lumayan. santri ikhwan dan ustadz berangkat lebih dulu, hari berikutnya baru santri akhwat serta ustadzahnya. sesampainya di Kota Tua, kami beristirahat sebentar lalu melanjutnya perjalanan dengan berjalan kaki menuju Museum Bank Indonesia. Santri akhwat begitu antusias, apalgi jika sudah bertemu dengan yang namanya kamera pasti mereka selalu ingin selfie. Santri ikhwan pun sama antusias jika dilihat dari foto yang disebar oleh ustadznya karena kami melakukan perjalanan dengan hari yang berbeda. Memang seharusnya untuk zaman yang semakin bebas, perjalanan wanita dan pria harus dipisah. Intensitas pertemuan wanita dan pria yang terlalu sering itu terkadang menimbulkan perasaan yang seharusnya dijaga untuk usia labil seperti mereka. Sebaiknya siswa hanya fokus pada belajar dan mengejar impian setinggi mungkin selagi masih muda. Ujian kehidupan ke depan itu berat maka perjuangan istiqomah dalam kebaikan itu memang dihalau berbagai ombak dan aral. Semoga para pendidik dimana pun berada sadar atas tanggung jawab mereka untuk dapat mencetak generasi penerus pemimpin negeri ini. Doa selalu tercurahkan untuk kejayaan agamaku dan ibu pertiwi.

Jumat, 08 Agustus 2014

Answer

Setiap orang punya fase masing-masing, ada kalanya kita dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, ada kalanya juga kita terhambat oleh takdir sehingga sulit untuk menjawab. Kali ini pun saya sulit untuk menjawab satu pertanyaan yang sudah sering saya dengar sejak tiga tahun lalu, dan kini saya pun semakin sulit menjawab pertanyaan yang membuat si penanya puas dengan jawaban saya. Hingga saya berpikir untuk menyerah dengan semua pertanyaan itu. Semua pasti sudah tahu pertanyaan apa yang sering dilontarkan di kalangan masyarakat kepada seorang pemuda atau seorang gadis yang masih lajang.
Mau kuliah dimana?
Skripsi sudah kelar?
Wisuda kapan?
Kerja dimana?
Kapan nikah?
Sudah punya anak berapa?
ya pertanyaan yang terkadang membuat psikologis yang ditanya membuat terguncang seketika, tapi saya sudah melewati beberapa pertanyaan dengan memberikan action, bukan jawaban dengan frasa apalagi klausa yang berbelit. namun, saya semakin tak habis dengan si penanya, kenapa selalu ada waktu dan selalu punya pertanyaan yang semestinya tak perlu ditanyakan, kecuali sudah lama tak berjumpa maka wajar jika penanya ingin mengetahui perkembangan lawan bicaranya. Apalagi untuk seorang gadis lajang, pertanyaan yang mudah pun terkadang berat untuk menjawabnya apalgi pertanyaan yang ada kaitannya dengan takdir. so, saya harus bagaimana? Untuk orang beragama muslim, tawakal adalah solusi, dan senyuman manis mungkin sudah cukup dibanding harus kabur dengan pertanyaan malah akan dibrondong pertanyaan yang lebih keji.
Untukmu sahabatku, biarkanlah orang disekitarmu nyaman dengan kehidupannya, tak perlu menanyakan yang jawabannya membuat hati yang kau tanya namun, doakan saja dalam sujud terakhirmu kepada Tuhanmu untuk memberikan jawaban yang baik agar ia, saya, kamu dapat hidup dengan tenang.

Zwa Al Khansa
Sabtu, 08.24 WIB

Kamis, 22 Mei 2014

Minat Belajar Siswa



A.    Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”.[1] Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh  Witherington (1952 h.165) “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard. Menurut Crow and Crow (1958 h.225) “Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard (1962 h.252) “Belajar adalah suatu proses dimana suatu prilaku muncuk atau berubah karena adanya repons terhadap sesuatu situasi”. Mengenai peranan unsur pengalaman dalam belajar Di Vesta and Thompson (1970 h.256) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.[2]
Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan bahwa “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.”[3]Belajar disebut juga proses aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa berinteraksi dengan guru, serta  siswa berinteraksi dengan siswa yang kemudian akan menimbulkan pengalaman baru, baik bagi siswa maupun bagi gurunya.
B.     Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Minat adalah minat  adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.[4]Sedangkan Abdul Rahman Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengandisertaiperasaansenang.”[5]
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap  kegiatan seseorang  sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Seseorang akan melakukan sesuatu yang menurutnya bermanfaat baginya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Jadi seseorang akan mempunyai minat yang tinggi pada sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sendiri. Apabila sesuatu tersebut dipandangnya tidak bermanfaat bagi dirinya serta tidak sesuai dengan keinginannya maka ia tidak akan menaruh minat pada hal tersebut.
Seorang siswa akan memiliki minat yang tinggi pada pembelajaran Drama apabila pembelajarannya tidak monoton serta penyampaian sang guru menarik bagi dirinya. Dengan adanya minat yang tinggi, siswa akan terdorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
C.    Fungsi Minat Belajar
Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:
a.    Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
Sebagai contoh anak yang berminat dalam hal menulis sesuatu maka cita-citanya adalah menjadi penulis yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan maka cita-citanya menjadi dokter.
b.    Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun  suasana sedang hujan.
c.    Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d.   Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.


[1]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 965.
[2]Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.(Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2007), h. 155-156
[3]Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Balai Pustaka, 1987), h. 28.
[4]Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 744.
[5]Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ( Jakarta: Kencana, 2004), h. 262.

Rabu, 14 Mei 2014

RPP Bahasa Indonesia kelas VII SMP Semester 2



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH                         : SMP MABAD REMPOA
MATA PELAJARAN       : Bahasa Indonesia
KELAS                               : VII
SEMESTER                       : 2

A.          STANDAR KOMPETENSI :
Menulis :  12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat
B.           KOMPETENSI DASAR :
 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun
C.          MATERI PEMBELAJARAN :
·         Menulis pesan singkat dengan bahasa yang santun
D.          PENILAIAN
No
Indikator Pencapaian Kompetensi
Karakter siswa yang diharapkan
1
Mampu membedakan pesan singkat resmi dan tidak resmi
Dapat dipercaya ( Trustworthines)
2
Mampu menulis pesan dengan bahasa yang santun
Rasa hormat dan perhatian ( respect )


Tekun ( diligence )


Tanggung jawab ( responsibility )


Berani ( courage )
E.           TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat:
·         Menyebutkan isi pesan
·         Menjelaskan perbedaan perbedaan pesan singkat resmi dan tidak resmi
·         Menulis pesan singkat sesuai dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun
F.           METODE PEMBELAJARAN :
 Penugasan
  Tanya Jawab
 Ceramah
 Pemodelan

G.          LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
No.
Kegiatan Belajar
1.
Kegiatan Awal   :
Apersepsi :
 Guru bertanya kepada peserta didik yang telah mengetahui memo dan yang sudah pernah menulis memo
Motivasi :
 Guru menjelaskan secara singkat materi pokok yang akan dibelajarkan.
 Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran menulis memo.
2.
Kegiatan Inti      :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture dan mimik yang tepat
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 memfasilitasi peserta didik  menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan mengenai surat pesan singkat resmi dan tidak resmi
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3.
Kegiatan Akhir   :
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
 Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Penugasan

  
H.          ALOKASI WAKTU :
4 x 40 menit

I.             SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
Buku Paket dan LKS

J.            PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
 tugas individu
                  ulangan

Bentuk Instrumen:
uraian bebas
 pilihan ganda
                  jawaban singkat

TES TULIS
1.      Sebutkan perbedaan memo resmi dan tidak resmi!
2.      Sebutkan bagian memo resmi!
3.      Mengapa harus menggunakan bahasa yang sopan dan santun dalam menulis memo?
4.      Kepala sekolah meminta laporan keungan kepada bendahara sekolah. Buatlah memo!
5.      Kamu ingin minta tolong kepada adikmu untuk merapikan buku di perpustakaan rumah karenamu kamu terburu-buru berangkat ke sekolah. Buatlah memo tidak resmi kepada adikmu! 

SKOR MAKSIMUM
No. Soal          Skor Maksimal
1          2
2          1
3          1
4          3
5          3
Jumlah 10
                     
                   Skor Perolehan
NILAI = ------------------------------------ x 100
                              

Mengetahui,  
Kepala Sekolah                                                                                                                                   


Ciputat,
Guru Bahasa Indonesia

Uswatun Khasanah