Setiap orang punya fase masing-masing, ada kalanya kita dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, ada kalanya juga kita terhambat oleh takdir sehingga sulit untuk menjawab. Kali ini pun saya sulit untuk menjawab satu pertanyaan yang sudah sering saya dengar sejak tiga tahun lalu, dan kini saya pun semakin sulit menjawab pertanyaan yang membuat si penanya puas dengan jawaban saya. Hingga saya berpikir untuk menyerah dengan semua pertanyaan itu. Semua pasti sudah tahu pertanyaan apa yang sering dilontarkan di kalangan masyarakat kepada seorang pemuda atau seorang gadis yang masih lajang.
Mau kuliah dimana?
Skripsi sudah kelar?
Wisuda kapan?
Kerja dimana?
Kapan nikah?
Sudah punya anak berapa?
ya pertanyaan yang terkadang membuat psikologis yang ditanya membuat terguncang seketika, tapi saya sudah melewati beberapa pertanyaan dengan memberikan action, bukan jawaban dengan frasa apalagi klausa yang berbelit. namun, saya semakin tak habis dengan si penanya, kenapa selalu ada waktu dan selalu punya pertanyaan yang semestinya tak perlu ditanyakan, kecuali sudah lama tak berjumpa maka wajar jika penanya ingin mengetahui perkembangan lawan bicaranya. Apalagi untuk seorang gadis lajang, pertanyaan yang mudah pun terkadang berat untuk menjawabnya apalgi pertanyaan yang ada kaitannya dengan takdir. so, saya harus bagaimana? Untuk orang beragama muslim, tawakal adalah solusi, dan senyuman manis mungkin sudah cukup dibanding harus kabur dengan pertanyaan malah akan dibrondong pertanyaan yang lebih keji.
Untukmu sahabatku, biarkanlah orang disekitarmu nyaman dengan kehidupannya, tak perlu menanyakan yang jawabannya membuat hati yang kau tanya namun, doakan saja dalam sujud terakhirmu kepada Tuhanmu untuk memberikan jawaban yang baik agar ia, saya, kamu dapat hidup dengan tenang.
Zwa Al Khansa
Sabtu, 08.24 WIB