Rabu, 27 November 2013

Keutamaan Al Matsurat



Tulisan ini dimuat berasal dari sebuah pertanyaan dari seorang teman yang sedang belajar membenar diri, dan berusaha mencari tahu hidayah Allah. Karena keterbatasan waktu saat bertanya, karena saat dia bertanya saat mata kuliah akan berlangsung. Selagi saya diberikan umur panjang dan kesempatan, saya akan memaparkan sedikit yang saya ketahui.
teman saya itu bertanya apa manfaat membaca al matsurat? untuk apa membaca itu?

saya awali dengan
"Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (Al Ahzab: 41-41)
Al matsurat sebenarnya adalah sebuah dzikir yang diambil dari ayat-ayat al quran. biasanya dibaca pada pagi dan petang, dapat dibaca sendiri dan lebih bagusnya dibaca bersama-sama dengan kerabat atau keluarag. seperti dalam hadist Abu Sa'id Al Khudri r.a. yang menukil dari hadist Rasulullah keluar (menuju) ke sebuah halaqah dari para sahabat seraya bertanya, ' Apa yang menjadikan kalian duduk-duduk disini?" Para sahabat menjawab. 'kami duduk untuk berdzikir kepada Allah, memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya, karena Dia telah memberikan hidayah kepada Islam dan menganugerahkan (Islam) menjadi tanggung jawab kami. 'Rasulullah saw. bersabda, 'Saya tidak meminta kalian untuk bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Namun Jibril telah datang kepadaku seraya memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat." (HR. Muslim, At Tirmdzi, dan An Nasai)
banyak hal yang manfaat yang diperoleh jika kita rajin membaca dzikir pagi dan petang, manfaatnya yaitu:
"Barangsiapa di waktu pagi mengatakan: a'udzubillahis sami'il 'alim minasysyaithanirrajim, ia akan diselamatkan dari gangguan setan hingga sore."

"Hadist Ubai ibn Ka'ab r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda," Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, atau Al Furqon yang sebanding dengan Al Fatihah. Sesungguhnya ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Quran yang agung yang dianugerahkan kepadaku." (HR. At Tirmidzi yang menurutnya hadist ini hasan shahih). Sedangkan dalam riwayat Abu Vitas yang bermanfaat tai tidak dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim, maka aktivitas tersebut terputus."Artinya, sedikit nilai keberkahan.

Ad Darimi dan Al Baihaqi meriwayatkan dalam Asy Syu'ab dari Ibn Mas'ud r.a. bahwa baginda bersabda, "Barngasipa membaca sepuluh ayat dari surat Al Baqarah di permulaan siang, maka ia akan didekati setan sampai sore. dan jika membacanya sore hari, maka ia tidak akan dideakti oleh setan sampai pagi dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan hartanya."
Dalam riwayat Ath Thabarani dalam Al Kabir dan Al Hakim dalam shahihnya yang bersumber dari Ibn Mas'ud, baginda bersabda," Barangsiapa membaca sepuluh ayat: empat ayat dari surat Al Baqarah, ayat Kursi, dan dua ayat sesudahnya, serta ayat-ayat terakhir dari Al Baqarah tersebut, maka rumahnya tidak akan dimasuki oleh setan sampai pagi."
Al Qasim ibn Abdurrahman r.a. meriwayatkan dari Nabi saw. bahwa asma Allah yang agung itu ada pada tiga surat dalam Al Qura, yakni: Al Baqarah, Ali Imran, dan surat Thaha. Al Qasim berkata," kemudian aku mencarinya, maka aku menemukan pada surat Al Baqarah ayat (Kursi), Allahu la illaha Huwam Hayyul Qayyum, pada surat surat Thaha adalah ayat: Wa annatil Wujuhu lil hayyil qayyum." (HR. Al Hakim dan Adz Dzahabi tidak mengomentari hadist ini)
Abu Darda r.a. meriwayatkan bahwa baginda Rasul bersabda,'Barangsiapa di waktu pagi atau sore membaca; Hasbiyallahu la ilaha illa huwa tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'azhim sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupi apa yang diinginkan dari perkara dunia dan akhirat." (Hadist ini diriwayatkan oleh Ibn Sudan Ibn Asakir secara marfu". juga diriwayatkan oleh Abu Daud dan secara mauquf oleh Abu Darda)
Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. menuturkan bahwa baginda Rasul bersabda," Barangsiapa yang pagi dan sore membaca qulid'ullaha awid'urrahman hingga akhir hayat, maka hatinya tidak akan mati pada hari dan malam itu." (HR. Ad Dailami dalam Musnad Al Firdaus)
Muhammad ibn Ibrahim At Taimi dari ayahnya berkata,"Pada suatu peperangan, Rasulullah memberikan nasihat kepada kami agar membaca afahasibtum annama khalaqnakum... dan ayat-ayat berikutnya. kami pun membacanya, maka kami berhasil memperoleh kemenangan dan keselamatan." (HR. Ibn Sunni, Abu Nu'aim, dan Ibn Mandah. Al Hafidzh Ibn Hajar berkata,'sanadnya bisa diterima."
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda," Barangsiapa membaca Ha mim dalam surat Al Mukmin hingga ilaihil Mashir dan ayat kursi, maka ia akan dipelihara oleh kedua ayat tadi sampai sore dan barangsiapa membacanya pada sore hari, maka kedua ayat itu akan menjaganya sampai pagi hari." (HR. At Tirmidzi, Ad Darimi, Ibn Sunni, dan Al Maruzi)

Abu Umamah r.a. meriwayatkan, bahwa baginda Rasul bersabda,"Barangsiapa membaca ayat-ayat di akhir surat Al Hasyr pada waktu malam atau waktu siang, maka Allah akan menjamin baginya surge.” (HR. AL Baihaqi)
Dalam hadist riwayat Ibn Abbas r.a. secara marfu’, disebutkan bahwa “ idza-zulzilat…” itu menyamai separo Al Quran 9HR. Tirmidzi dan Al Hakim dan Yaman ibn Al Mughirah)
Hadist Ibn Abbas r.a., bahwa qul ya ayyuhal kafirun itu menyamai seperempat Al Quran 9HR. At Tirmidzi dan Al Hakim. Menurut Al Hakim, sanad hadits shahih)
Hadist dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda kepada salah seorang sahabatnya,’Bukankah bersamamu idza ja nashrullahi wal fathu?”Sahabat tadi menjawab, “Ya.”Rasulullah saw. Bersabda,” Ia menyamai seperempat Al Quran.” (HR. At Tirmidzi, menurutnya derajat hadist ini hasan)
Abdullah ibn Hubaib r.a. menuturkan, suatu ketika kami keluar pada malam yang gelap gulita dans edang hujan. Kami meminta kepada Rasulullah saw. Agar berkenan mendoakan kami. Maka kami pun menjumpai beliau, bersabda,”Katakanlah!” saya tidak mengatakan apa-apa. Beliau bersabda,”katakanlah!” saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian saya bertanya,”Apa yang harus saya katakana, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “qul huwallahu ahad dan dua surat erlindungan (Al Falaq dan An Nas) tatkala sore dan pagi hari masing-masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi segala sesuatu.” (HR. Abu Daud, At Tirmdzi, dan An Nasai. Menurut At Tirmidzi, derajat hadist ini shahih).
Abu Hurairah r.a. berkata, adalah bagina Rasulullah saw. Apabila agi hari selalu membaca; Ashbahna wa Ashbahal Mulku Lillahi… dan ketika sore berkata Amsaina wa Amsal Mulku Lillah… (HR. Ibn Sunni dan Al Bazzar. Menurut Al Baihaqi, sanad hadist  ini jayyid)
Ubay ibn Ka’ab menuturkan, ketika pagi hari Rasulullah saw. Mengajarkan kepada kami untuk membaca Ashbahna ‘Ala Fitratil Islam.. dan ketika sore hari juga dengan doa yang sama.” (HR. Abdullah ibn Imam Ahmad Hambal dalam Az Zawaid)   
Ibn Abbas berkata, Rasulullah saw. Bersabda,” Barangsiapa membaca tiga kali lahumma inni ashbahtu minka… , maka wajib bagi Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadanya.” (HR. Ibn Sunni)
Abdullah ibn Ghannam Al Bayadhi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa ketika pagi membaca Allahuma Ma Ashbaha Bi… maka sesungguhnya ia telah menunaikan syukur pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia telah menunaikan syukur pada malam harinya.”(HR. Abu daud, An Nasai, dan Ibn Hibban dalam Shahihnya)
Abdullah ibn Umar meriwayatkan, bahwasanya baginda Rasul bercerita kepada mereka tentang soeorang hamba dari hamba Allah yang mengatakan: ya Rabbi lakal hamdu…. , maka dua malaikat merasa berat dan tidak tahu bagaimana harus mencatat (pahalanya). Kemudian keduanya naik ke langit seraya berkata, “Wahai Rabb kami, sesungguhnya hamba-Mu telah mengatakan satu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana mencatat (pahalanya).” Allah swt. Dia Mahatahu apa yang dikatakan hamba-Nyaberfirman,”Apakah yang dikatakan hamba-Ku? Kedua malaikat menjawab,”Sesungguhnya ia mengatakan Ya Rabbi lakal Hamdu..” Maka Allah berfirman,”Catatlah pahalanya sebagaimana yang diucapkan oleh Hamba-Ku tadi, sampai ia berjumpa dengan-Ku niscaya Aku akan membalasnya.” (HR. Imam Ahmad, Ibn Majah, dan para perawinya tsiqah).
Abu Salman r.a. seorang pelayan Rasulullah dalam hadit=st marfu’ menuturkan, saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa ketika pagi dan sore mengatakan: Radhitu Billahi  Rabba… , maka adalah wajib bagi Allah untuk meridhainya.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai dan Al Hakim)
Ummul Mukminin Juwairiyah menuturkan, Nabi saw. Keluar dari sisinya pagi-pagi untuk shalat Subuh di masjid. Beliau kembali (ke kamar Juwariyiah) pada waktu dhuha, sementara ia masih duduk di sana. Lalu Rasulullaj saw. Bertanya,”Engkau masih duduk sebagaimana ketika aku tinggalkan tadi?” Juwariyiah menjawab,”Ya” Maka Rasulullah saw. Bersabda,”Sungguh, aku telah mengatakan kepadamu empat kata sebanyak tiga kali, yaitu seandainya empat kata itu ditimbang dengan apa saja yang engkau baca sejak tadi tentu menyamainya (emppat kata itu adalah: subhanallahi wabihamdihi ‘adada khalqihi..”(HR. Muslim)
Utsman ibn Affan r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda,’Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore membaca bismillahilladzi la yadhurru… kecuali bahwa tidak ada sesuatu yang membhayakannya.”(HR. Abu Daud dan At Tirmidzi. Menurutnya, derajat hadist ini hasan shahih).
Abu Musa Al Asy ‘ari r.a. berkata, bahwa suatu hari Rasulullah saw. Berkhubah di hadapan kami. Beliau bersabda dalam khutbahnya,”Wahai sekalian manusia, tatkala kalian akan perbuatan syirik. Karena sesungguhnya a=syirik itu lebih lembut daripada binatang semut.”Kemudian berkatalah seorang kepada beliau,”Bagaimana kita berhati-hati kepadanya  wahai Rasul, sementara dia lebih lembut daripada binatang semut? “Rasul menjawab,”Katakanlah Allahuma inna na’udzubika.. “(HR. Ahmad dan Ath Thabarani dengan sanad yang baik. Juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la sebagaimana hadist tadi dari Khudzaifah, hanya saja Khudzaifah berkata, “Beliau (Rasul) membacanya tiga kali.”
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa menjelang sore membaca a’udzu bikalimatittammati min syarri ma khalaqa… sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan membahayakan baginya racun yang ada pada malam itu.”(HR. Ibn Hibban dalam Shahihnya).
Abu Sa’id Al Khudri r.a. neriwayatkan, suatu hari Rasulullah saw. Masuk masjid tiba-tiba beliau jumpai seorang Anshar yang bernama Umamah. Baginda bertanya,”Wahai Abu Umamah, mengapa kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu shalat?” Ia menjawab,”Kami tengah dirudung kegalauan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai baginda. “Rasul bersabda,”Bukankah aku telah mengajarkan kepadamu beberapa bacaan, yang bila membacanya niscaya Allah akan menghilangkan kegalauan dari dirimu dan melunasi hutang-hutangmu? “Abu Umamah menjawab,”Betul, wahai Rasulullah. “Rasul bersabda “Ketika pagi dan sore, bacalah: Allahumma Inni A’udzubika minal hammi wal hazani… dst.”Abu Umamah berkata,”Aku pun melakukan perintah tadi, maka Allah menghilangkan kegalauan dan melunasi hutang-hutangku.”(HR. Abu Daud)
Abdurrahman ibn Abu Bakrah r.a. berkata kepada ayahnya,”Wahai ayahku, sungguh aku mendengar engkau berdoa: Allahuma ‘afini fi badani… Engkau baca sebanyak tiga kali pada waktu pagi dan tiga kali pada waktu sore.” Sang ayah berkata,”Sungguh aku mendengar Rasulullah saw. Berdoa demikian, maka aku pun ingin mengikuti sunnah beliau.” (HR. Abu Daud dan lainnya)
Syadad ibn Aus r.a. meriwatyatkan bahwa Nabi saw. Bersabda,”Sayyidul istigfar (puncak dari permohonan ampunan) adalah: Allahumma Anta Rabbi La Ilaha Illa Anta… dst. Barangsiapa yang membacanya pada sore hari sembari meyakini akan kandungannya, kemudian dia meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari, sembari meyakini kandungannya, kemudian ia meninggal pada hari itu,  maka ia akan masuk surga.” (HR. Al Bukhari dan lainnya)
Zaid pelayanan Rasulullah mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca: Astaghfirullahalladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum… niscaya Allah mengampuninya, meski ia lari dari pertempuran. “(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, dan Al Hakim)
Abu Darda r.a. meriwayatkan, bahwa baginda Rasul bersabda, “Barangsiapa membaca shalawat kepadaku sepuluh kali pada waktu pagi dan sore, maka ia akan memperoleh syafa’atku pada hari kiamat.”(HR. At Thabarani)
Amru ibn Syu’ain dari ayahnya yang berkata, “Barangsiapa bertasbih kepada Allah seratus kali ketika pagi dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang melakukan haji seratus kali. Barangsiapa bertahmid kepada Allah seratus kali ketika pagi dan dan seratus kali ketika sore hari , maka ia seperti orang yang membawa seratus kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa bertahlil kepada Allah seratus kali ketika pagi dan sertaus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang memerdekakakn seratus budak dari cucu Ismail. Barangsiapa bertakbir kepada Allah seratus kali ketika pagi dan seratus kali ketika sore hari, maka Allah tidak akan memberi seseorang melebihi apa yang diberikan kepadanya, kecuali orang itu melakukan hal yang sama atau lebih.” (HR. At Tirmidzi, menurutnya derajat hadist ini hasan. An Nasai juga meriwayatkan hadist yang sama). Sedangkan dalam riwayat Ummu Hani, Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai Ummu Hani, saat pagi hari, bertasbihlah kepada Allah seratus kali. Bacalah tahlil seratus kali, bacalah tahmid seratus kali, dan bertakbirlah seratus kali. Maka sesungguhnya seratus tasbih itu (pahalanya) sama dengan seratus unta yang engkau korbankan, dan seratus tahlil itu tidak akan menyisakan dosa sebelum dan sesudahnya.” (HR. Ath Thabarani)  
Abu Ayyub r.a.  meriwayatkan, Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa saat pagi hari membaca La Ilaha Illallah wahdahu la syarika lahu… sepuluh kali, maka Allah akan mencatat setiap kali itu dengan sepuluh kebaikan dan menghapus sepuluh keburukan, serta ,mengangkatnya dengan bacaan tadi sepuluh derajat. Bacaan tadi (pahalanya) bagaikan memerdekakakn sepuluh budak, dan ia bagi pembacanya sebagai senjata di permulaan siang hingga menjelang sore, serta hari itu ia tidak akan mengerjakan pekerjaan yang akan mengalahkannya. Dan barangsiapa mebacanya ketika sore hari. Maka ia (pahalanya) seperti itu juga.” (HR. Ahmad, Ath Thabarani, Sa’id ibn Manshur, dan lainnnya).
Jubair ibn Muth’im r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda,” Barangsiapa membaca Subhanallahi wa bihamdihi Asyhadu… dst. Pada satu majlis dzikir, maka bacaan itu sperti stempel yang dicapkan padanya. Dan barangsiapa mengucapkannya pada forum santai, maka bacaan itu sebagai kifarat baginya.” (HR. An Nasai, Al-Hakim, Ath Thabarani, dan lainnya).
Imran An Nawawi dalam Al Adzkar mengatakan, “Kami meriwayatkan dalam Hilyatul Auliya dari Ali r.a. yang berkata, “Barangsiapa suka mendapatkan timbangan kebijakan yang sempurna, maka hendaklah di akhir majelisnya ia membaca: Subhanaka Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammayashifun…”

Semoga dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan di kehidupan nyata.

Zwa Al Khansa, 28 November 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar