Tulisan ini dimuat berasal dari sebuah pertanyaan dari
seorang teman yang sedang belajar membenar diri, dan berusaha mencari tahu
hidayah Allah. Karena keterbatasan waktu saat bertanya, karena saat dia
bertanya saat mata kuliah akan berlangsung. Selagi saya diberikan umur panjang
dan kesempatan, saya akan memaparkan sedikit yang saya ketahui.
teman saya itu bertanya apa manfaat membaca al matsurat?
untuk apa membaca itu?
saya awali dengan
"Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (menyebut
nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya
di waktu pagi dan petang." (Al Ahzab: 41-41)
Al matsurat sebenarnya adalah sebuah dzikir yang diambil dari
ayat-ayat al quran. biasanya dibaca pada pagi dan petang, dapat dibaca sendiri
dan lebih bagusnya dibaca bersama-sama dengan kerabat atau keluarag. seperti
dalam hadist Abu Sa'id Al Khudri r.a. yang menukil dari hadist Rasulullah
keluar (menuju) ke sebuah halaqah dari para sahabat seraya bertanya, ' Apa yang
menjadikan kalian duduk-duduk disini?" Para sahabat menjawab. 'kami duduk
untuk berdzikir kepada Allah, memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya, karena
Dia telah memberikan hidayah kepada Islam dan menganugerahkan (Islam) menjadi
tanggung jawab kami. 'Rasulullah saw. bersabda, 'Saya tidak meminta kalian
untuk bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Namun Jibril telah
datang kepadaku seraya memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan
para malaikat." (HR. Muslim, At Tirmdzi, dan An Nasai)
banyak hal yang manfaat yang diperoleh jika kita rajin
membaca dzikir pagi dan petang, manfaatnya yaitu:
"Barangsiapa di waktu pagi mengatakan: a'udzubillahis
sami'il 'alim minasysyaithanirrajim, ia akan diselamatkan dari gangguan setan
hingga sore."
"Hadist Ubai ibn Ka'ab r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah
bersabda," Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya,
tidaklah diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, atau Al Furqon yang sebanding
dengan Al Fatihah. Sesungguhnya ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang
dan Quran yang agung yang dianugerahkan kepadaku." (HR. At Tirmidzi yang
menurutnya hadist ini hasan shahih). Sedangkan dalam riwayat Abu Vitas yang
bermanfaat tai tidak dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim, maka aktivitas
tersebut terputus."Artinya, sedikit nilai keberkahan.
Ad Darimi dan Al Baihaqi meriwayatkan dalam Asy Syu'ab dari
Ibn Mas'ud r.a. bahwa baginda bersabda, "Barngasipa membaca sepuluh ayat
dari surat Al Baqarah di permulaan siang, maka ia akan didekati setan sampai
sore. dan jika membacanya sore hari, maka ia tidak akan dideakti oleh setan
sampai pagi dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan
hartanya."
Dalam riwayat Ath Thabarani dalam Al Kabir dan Al Hakim dalam
shahihnya yang bersumber dari Ibn Mas'ud, baginda bersabda," Barangsiapa
membaca sepuluh ayat: empat ayat dari surat Al Baqarah, ayat Kursi, dan dua
ayat sesudahnya, serta ayat-ayat terakhir dari Al Baqarah tersebut, maka
rumahnya tidak akan dimasuki oleh setan sampai pagi."
Al Qasim ibn Abdurrahman r.a. meriwayatkan dari Nabi saw.
bahwa asma Allah yang agung itu ada pada tiga surat dalam Al Qura, yakni: Al
Baqarah, Ali Imran, dan surat Thaha. Al Qasim berkata," kemudian aku
mencarinya, maka aku menemukan pada surat Al Baqarah ayat (Kursi), Allahu la
illaha Huwam Hayyul Qayyum, pada surat surat Thaha adalah ayat: Wa annatil
Wujuhu lil hayyil qayyum." (HR. Al Hakim dan Adz Dzahabi tidak
mengomentari hadist ini)
Abu Darda r.a. meriwayatkan bahwa baginda Rasul
bersabda,'Barangsiapa di waktu pagi atau sore membaca; Hasbiyallahu la ilaha
illa huwa tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'azhim sebanyak tujuh kali, maka
Allah akan mencukupi apa yang diinginkan dari perkara dunia dan akhirat."
(Hadist ini diriwayatkan oleh Ibn Sudan Ibn Asakir secara marfu". juga
diriwayatkan oleh Abu Daud dan secara mauquf oleh Abu Darda)
Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. menuturkan bahwa baginda Rasul
bersabda," Barangsiapa yang pagi dan sore membaca qulid'ullaha
awid'urrahman hingga akhir hayat, maka hatinya tidak akan mati pada hari dan
malam itu." (HR. Ad Dailami dalam Musnad Al Firdaus)
Muhammad ibn Ibrahim At Taimi dari ayahnya berkata,"Pada
suatu peperangan, Rasulullah memberikan nasihat kepada kami agar membaca
afahasibtum annama khalaqnakum... dan ayat-ayat berikutnya. kami pun
membacanya, maka kami berhasil memperoleh kemenangan dan keselamatan."
(HR. Ibn Sunni, Abu Nu'aim, dan Ibn Mandah. Al Hafidzh Ibn Hajar
berkata,'sanadnya bisa diterima."
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda," Barangsiapa membaca Ha mim dalam surat Al Mukmin hingga ilaihil
Mashir dan ayat kursi, maka ia akan dipelihara oleh kedua ayat tadi sampai sore
dan barangsiapa membacanya pada sore hari, maka kedua ayat itu akan menjaganya
sampai pagi hari." (HR. At Tirmidzi, Ad Darimi, Ibn Sunni, dan Al Maruzi)
Abu Umamah r.a. meriwayatkan, bahwa baginda Rasul
bersabda,"Barangsiapa membaca ayat-ayat di akhir surat Al Hasyr pada waktu
malam atau waktu siang, maka Allah akan menjamin baginya surge.” (HR. AL
Baihaqi)
Dalam hadist riwayat Ibn Abbas r.a. secara marfu’, disebutkan
bahwa “ idza-zulzilat…” itu menyamai separo Al Quran 9HR. Tirmidzi dan Al Hakim
dan Yaman ibn Al Mughirah)
Hadist Ibn Abbas r.a., bahwa qul ya ayyuhal kafirun itu
menyamai seperempat Al Quran 9HR. At Tirmidzi dan Al Hakim. Menurut Al Hakim,
sanad hadits shahih)
Hadist dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda kepada
salah seorang sahabatnya,’Bukankah bersamamu idza ja nashrullahi wal
fathu?”Sahabat tadi menjawab, “Ya.”Rasulullah saw. Bersabda,” Ia menyamai
seperempat Al Quran.” (HR. At Tirmidzi, menurutnya derajat hadist ini hasan)
Abdullah ibn Hubaib r.a. menuturkan, suatu ketika kami keluar
pada malam yang gelap gulita dans edang hujan. Kami meminta kepada Rasulullah
saw. Agar berkenan mendoakan kami. Maka kami pun menjumpai beliau,
bersabda,”Katakanlah!” saya tidak mengatakan apa-apa. Beliau
bersabda,”katakanlah!” saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian saya
bertanya,”Apa yang harus saya katakana, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda,
“qul huwallahu ahad dan dua surat erlindungan (Al Falaq dan An Nas) tatkala
sore dan pagi hari masing-masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi segala
sesuatu.” (HR. Abu Daud, At Tirmdzi, dan An Nasai. Menurut At Tirmidzi, derajat
hadist ini shahih).
Abu Hurairah r.a. berkata, adalah bagina Rasulullah saw.
Apabila agi hari selalu membaca; Ashbahna wa Ashbahal Mulku Lillahi… dan ketika
sore berkata Amsaina wa Amsal Mulku Lillah… (HR. Ibn Sunni dan Al Bazzar.
Menurut Al Baihaqi, sanad hadist ini
jayyid)
Ubay ibn Ka’ab menuturkan, ketika pagi hari Rasulullah saw.
Mengajarkan kepada kami untuk membaca Ashbahna ‘Ala Fitratil Islam.. dan ketika
sore hari juga dengan doa yang sama.” (HR. Abdullah ibn Imam Ahmad Hambal dalam
Az Zawaid)
Ibn Abbas berkata, Rasulullah
saw. Bersabda,” Barangsiapa membaca tiga kali lahumma inni ashbahtu minka… ,
maka wajib bagi Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadanya.” (HR. Ibn Sunni)
Abdullah ibn Ghannam Al Bayadhi
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa ketika pagi membaca
Allahuma Ma Ashbaha Bi… maka sesungguhnya ia telah menunaikan syukur pada hari
itu. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia telah menunaikan
syukur pada malam harinya.”(HR. Abu daud, An Nasai, dan Ibn Hibban dalam
Shahihnya)
Abdullah ibn Umar meriwayatkan,
bahwasanya baginda Rasul bercerita kepada mereka tentang soeorang hamba dari
hamba Allah yang mengatakan: ya Rabbi lakal hamdu…. , maka dua malaikat merasa
berat dan tidak tahu bagaimana harus mencatat (pahalanya). Kemudian keduanya
naik ke langit seraya berkata, “Wahai Rabb kami, sesungguhnya hamba-Mu telah
mengatakan satu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana mencatat (pahalanya).”
Allah swt. Dia Mahatahu apa yang dikatakan hamba-Nyaberfirman,”Apakah yang
dikatakan hamba-Ku? Kedua malaikat menjawab,”Sesungguhnya ia mengatakan Ya
Rabbi lakal Hamdu..” Maka Allah berfirman,”Catatlah pahalanya sebagaimana yang
diucapkan oleh Hamba-Ku tadi, sampai ia berjumpa dengan-Ku niscaya Aku akan
membalasnya.” (HR. Imam Ahmad, Ibn Majah, dan para perawinya tsiqah).
Abu Salman r.a. seorang pelayan
Rasulullah dalam hadit=st marfu’ menuturkan, saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa
ketika pagi dan sore mengatakan: Radhitu Billahi Rabba… , maka adalah wajib bagi Allah untuk
meridhainya.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai dan Al Hakim)
Ummul Mukminin Juwairiyah
menuturkan, Nabi saw. Keluar dari sisinya pagi-pagi untuk shalat Subuh di
masjid. Beliau kembali (ke kamar Juwariyiah) pada waktu dhuha, sementara ia
masih duduk di sana. Lalu Rasulullaj saw. Bertanya,”Engkau masih duduk
sebagaimana ketika aku tinggalkan tadi?” Juwariyiah menjawab,”Ya” Maka
Rasulullah saw. Bersabda,”Sungguh, aku telah mengatakan kepadamu empat kata
sebanyak tiga kali, yaitu seandainya empat kata itu ditimbang dengan apa saja
yang engkau baca sejak tadi tentu menyamainya (emppat kata itu adalah:
subhanallahi wabihamdihi ‘adada khalqihi..”(HR. Muslim)
Utsman ibn Affan r.a. berkata,
Rasulullah saw. Bersabda,’Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore membaca
bismillahilladzi la yadhurru… kecuali bahwa tidak ada sesuatu yang
membhayakannya.”(HR. Abu Daud dan At Tirmidzi. Menurutnya, derajat hadist ini
hasan shahih).
Abu Musa Al Asy ‘ari r.a.
berkata, bahwa suatu hari Rasulullah saw. Berkhubah di hadapan kami. Beliau bersabda
dalam khutbahnya,”Wahai sekalian manusia, tatkala kalian akan perbuatan syirik.
Karena sesungguhnya a=syirik itu lebih lembut daripada binatang semut.”Kemudian
berkatalah seorang kepada beliau,”Bagaimana kita berhati-hati kepadanya wahai Rasul, sementara dia lebih lembut
daripada binatang semut? “Rasul menjawab,”Katakanlah Allahuma inna na’udzubika..
“(HR. Ahmad dan Ath Thabarani dengan sanad yang baik. Juga diriwayatkan oleh
Abu Ya’la sebagaimana hadist tadi dari Khudzaifah, hanya saja Khudzaifah
berkata, “Beliau (Rasul) membacanya tiga kali.”
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Barangsiapa menjelang sore membaca a’udzu
bikalimatittammati min syarri ma khalaqa… sebanyak tiga kali, maka ia tidak
akan membahayakan baginya racun yang ada pada malam itu.”(HR. Ibn Hibban dalam
Shahihnya).
Abu Sa’id Al Khudri r.a.
neriwayatkan, suatu hari Rasulullah saw. Masuk masjid tiba-tiba beliau jumpai
seorang Anshar yang bernama Umamah. Baginda bertanya,”Wahai Abu Umamah, mengapa
kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu shalat?” Ia menjawab,”Kami tengah
dirudung kegalauan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai baginda. “Rasul
bersabda,”Bukankah aku telah mengajarkan kepadamu beberapa bacaan, yang bila
membacanya niscaya Allah akan menghilangkan kegalauan dari dirimu dan melunasi
hutang-hutangmu? “Abu Umamah menjawab,”Betul, wahai Rasulullah. “Rasul bersabda
“Ketika pagi dan sore, bacalah: Allahumma Inni A’udzubika minal hammi wal
hazani… dst.”Abu Umamah berkata,”Aku pun melakukan perintah tadi, maka Allah
menghilangkan kegalauan dan melunasi hutang-hutangku.”(HR. Abu Daud)
Abdurrahman ibn Abu Bakrah r.a.
berkata kepada ayahnya,”Wahai ayahku, sungguh aku mendengar engkau berdoa:
Allahuma ‘afini fi badani… Engkau baca sebanyak tiga kali pada waktu pagi dan
tiga kali pada waktu sore.” Sang ayah berkata,”Sungguh aku mendengar Rasulullah
saw. Berdoa demikian, maka aku pun ingin mengikuti sunnah beliau.” (HR. Abu
Daud dan lainnya)
Syadad ibn Aus r.a. meriwatyatkan
bahwa Nabi saw. Bersabda,”Sayyidul istigfar (puncak dari permohonan ampunan)
adalah: Allahumma Anta Rabbi La Ilaha Illa Anta… dst. Barangsiapa yang
membacanya pada sore hari sembari meyakini akan kandungannya, kemudian dia
meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa membacanya
pada pagi hari, sembari meyakini kandungannya, kemudian ia meninggal pada hari
itu, maka ia akan masuk surga.” (HR. Al
Bukhari dan lainnya)
Zaid pelayanan Rasulullah
mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca: Astaghfirullahalladzi
la ilaha illa huwal hayyul qayyum… niscaya Allah mengampuninya, meski ia lari
dari pertempuran. “(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, dan Al Hakim)
Abu Darda r.a. meriwayatkan, bahwa
baginda Rasul bersabda, “Barangsiapa membaca shalawat kepadaku sepuluh kali
pada waktu pagi dan sore, maka ia akan memperoleh syafa’atku pada hari kiamat.”(HR.
At Thabarani)
Amru ibn Syu’ain dari ayahnya
yang berkata, “Barangsiapa bertasbih kepada Allah seratus kali ketika pagi dan
seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang melakukan haji
seratus kali. Barangsiapa bertahmid kepada Allah seratus kali ketika pagi dan
dan seratus kali ketika sore hari , maka ia seperti orang yang membawa seratus
kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa bertahlil kepada Allah seratus
kali ketika pagi dan sertaus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang
memerdekakakn seratus budak dari cucu Ismail. Barangsiapa bertakbir kepada
Allah seratus kali ketika pagi dan seratus kali ketika sore hari, maka Allah
tidak akan memberi seseorang melebihi apa yang diberikan kepadanya, kecuali
orang itu melakukan hal yang sama atau lebih.” (HR. At Tirmidzi, menurutnya
derajat hadist ini hasan. An Nasai juga meriwayatkan hadist yang sama). Sedangkan
dalam riwayat Ummu Hani, Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai Ummu Hani, saat
pagi hari, bertasbihlah kepada Allah seratus kali. Bacalah tahlil seratus kali,
bacalah tahmid seratus kali, dan bertakbirlah seratus kali. Maka sesungguhnya
seratus tasbih itu (pahalanya) sama dengan seratus unta yang engkau korbankan,
dan seratus tahlil itu tidak akan menyisakan dosa sebelum dan sesudahnya.” (HR.
Ath Thabarani)
Abu Ayyub r.a. meriwayatkan, Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa
saat pagi hari membaca La Ilaha Illallah wahdahu la syarika lahu… sepuluh kali,
maka Allah akan mencatat setiap kali itu dengan sepuluh kebaikan dan menghapus
sepuluh keburukan, serta ,mengangkatnya dengan bacaan tadi sepuluh derajat. Bacaan
tadi (pahalanya) bagaikan memerdekakakn sepuluh budak, dan ia bagi pembacanya
sebagai senjata di permulaan siang hingga menjelang sore, serta hari itu ia
tidak akan mengerjakan pekerjaan yang akan mengalahkannya. Dan barangsiapa
mebacanya ketika sore hari. Maka ia (pahalanya) seperti itu juga.” (HR. Ahmad, Ath
Thabarani, Sa’id ibn Manshur, dan lainnnya).
Jubair ibn Muth’im r.a. berkata,
Rasulullah saw. Bersabda,” Barangsiapa membaca Subhanallahi wa bihamdihi Asyhadu…
dst. Pada satu majlis dzikir, maka bacaan itu sperti stempel yang dicapkan
padanya. Dan barangsiapa mengucapkannya pada forum santai, maka bacaan itu
sebagai kifarat baginya.” (HR. An Nasai, Al-Hakim, Ath Thabarani, dan lainnya).
Imran An Nawawi dalam Al Adzkar
mengatakan, “Kami meriwayatkan dalam Hilyatul Auliya dari Ali r.a. yang
berkata, “Barangsiapa suka mendapatkan timbangan kebijakan yang sempurna, maka
hendaklah di akhir majelisnya ia membaca: Subhanaka Rabbika Rabbil ‘Izzati ‘ammayashifun…”
Semoga dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan di kehidupan nyata.
Zwa Al Khansa, 28 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar