Judul Buku : Hikayat Amir Hamzah
Penerbit : Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur 1985
Tebal
Buku : 712 + x Halaman
Tinjauan Buku:
Negeri Medain
diperintah oleh seorang raja bernama Kobad Syahriar dan perdana menteri bernama
Khawajeh Alqasy. Suatu ketika, Khawajeh Alqasy membunuh Bekhti Jamal, teman
dekatnya, untuk mendapatkan harta bendanya. Sebelum meninggal, Bekhti Jamal
berpesan kepada Khawajeh Alqasy untuk menjaga istri Bekhti Jamal dan anak yang
dikandungnnya.
Anak Bekhti Jamal lahir dan diberi nama
Buzur Jamal. Pada umur sembilan tahun, dia sudah menjadi seorang ahli nujum
yang pandai dan ingin mencari pembunuh ayahnya. Suatu ketika, raja Kobad
Syahriar bermimpi dan tidak dapat ditafsirkan oleh Alqasy. Raja meminta Buzur
Jamal datang ke istana dan menafsirkan mimpinya. Buzur kemudian membeberkan
segala kejahatan Alqasy sehingga Alqasy dihukum mati dan segala harta bendanya
diberikan pada Buzur. Buzur akhirnya menjadi ahli nujum raja Kobad Syahriar.
Buzur meramalkan bahwa raja akan dikaruniai seorang anak yang sebaiknya diberi
nama Nusyirwan dan musuh kerajaan akan datang dari Arab. Karena ketakutan
terhadap hal itu, raja memeritahkan membunuh semua wanita yang hamil.
Di
Mekah, Abdul Muttalib dikaruniai anak yang diberi nama Amir Hamzah (selanjutnya
disebut Hamzah), sedangkan Omayya al-Darmri dikaruniai anak yang diberi nama
Amir Ibn Omaya (selanjutnya disebut Amir). Buzur yang mendapat tugas membunuh
semua wanita hamil dan bayi tidak membunuh kedua bayi tersebut. Di Negeri
Medain, raja Kobad telah mangkat dan digantikan oleh Nusyirwan. Bekhtek, anak
Alqasy, diangkat menjadi menteri.
Ketika berumur tujuh tahun, Hamzah dan
Amir sudah memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka mampu menewaskan pegulat
yang tak terkalahkan.
Mereka
juga berguru pada seorang ahli pemanah. Hamzah mendapat panah Ishak dan
kekuatannya bertambah. Di taman Sulaiman keduanya mendapat kuda yang hebat dan
berbagai senjata. Kekuatan yang mereka miliki digunakan untuk menolong orang
lain. Mereka menyelamatkan upeti Mekah untuk Nusyirwan dari serangan penyamun
Mokbil Halabi. Di Yaman, Hamzah mengalahkan Puteri Hamai Taif yang hanya mau
menikah dengan orang yang mampu mengalahkannya. Namun, Hamzah tidak menikahinya
dan memberikannya kepada Tauk Tariq yang sangat mencintainya. Hamzah juga
mengalahkan Amir Ibnu Ma’di Karib yang kemudian menjadi pengawal Hamzah bersama
keempat puluh saudaranya. Mendengar keberanian Hamzah, Nusyirwan ingin bertemu
dengannya. Seorang pahlawan Nusyirwan tidak menyukai hal itu sehingga Hamzah
terpaksa mengalahkannya. Gustehem, pahlawan Nusyirwan yang lain berniat
membunuh Hamzah, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Hamzah.
Hamzah
jatuh cinta pada Mihrnigar, putri Nusyirwan. Hal itu tidak disukai Nusyirwan
sehingga ia mengirim anaknya untuk menangkap Hamzah. Akan tetapi, keduanya
malah ditawan oleh Hamzah. Akhirnya, pada hari ketiga, kedua putra Nusyirwan
dikembalikan. Nusyirwan mendapat surat dari raja Syelpal dari Serendib yang
memberitahukan bahwa dirinya telah diusir dari kerajaan oleh seorang raksasa
bernama Lendehur. Bekhti mengusulkan agar memberikan Mihrnigar kepada orang
yang mampu mempersembahkan kepala Lendehur. Hal ini dimaksudkan agar Hamzah
dibunuh oleh Lendehur. Hamzah pergi ke pulau kediaman Lendehur. Dalam
perjalanan, hal-hal aneh terjadi. Hamzah juga mendapatkan jimat dari Adam, Ibrahim,
Ismail, dan Sulaiman. Peperangan pun dimulai dan setelah tujuh belas hari
berperang, Lendehur dapat dikalahkan oleh Hamzah. Gustehem mengutus seorang
perempuan untuk menyanyi dan meracuni Hamzah. Hamzah tertidur selama 40 hari.
Lendehur yang telah masuk Islam mengusir Gustehem. Mengetahui korbannya masih
hidup, Gustehem melarikan diri ke Zubin, Turkestan. Hamzah sembuh dan segera
memulihkan kerajaan Syelpal. Hamzah kembali ke negerinya dengan membawa
Lendehur.
Bekhtek
mengingatkan bahwa syarat perkawinan Hamzah dengan Mihrnigar adalah kepala
Lendehur. Lendehur bersedia kepalanya dipenggal. Ketika Nusyirwan memerintahkan
memenggal kepala Lendehur, Hamzah memerintahkan Amir menangkap Bekhtek dan
memukulnya bertalu-talu. Bekhtek menyuruh Nusyirwan mengelabuhi Hamzah dengan
membunuh seorang wanita dan mengatakan Mihrnigar telah meninggal. Hal ini
diketahui oleh Amir.
Bekhtek
kembali berniat membunuh Hamzah dan menyuruh Nusyirwan mengadakan sayembara.
Barang siapa mampu mengalahkan tiga orang raja yang tidak mau membayar upeti
akan dikawinkan dengan Mihrnigar. Hamzah bersedia melaksanakan tugas itu. Qarun
yang bertugas sebagai penunjuk jalan disuruh Bekhtek meracuninya, tetapi
semuanya diketahui oleh Hamzah. Di Yunan Hamzah membunuh Adir, raja Yunan.
Semua kemenakan Adir masuk Islam. Di Rum, ia mengalahkan raja Rum yang kemudian
bersama dengan semua kemenakannya masuk Islam. Di Mesir, Hamzah ditipu oleh
Aziz dan dikurung di dalam sebuah pulau. Mokbil yang mendengar hal itu segera
menuju pulau tersebut. Raja pulau tersebut telah menikah dengan putri Aziz yang
bernama Zuhrah Banu. Ibrahim menampakkan diri dan menemui Zuhrah Banu.
Kemudian, Zuhrah Banu membunuh suaminya dan mengembalikan senjata Hamzah. Aziz
pun dibunuh oleh putrinya sendiri. Mereka segera kembali ke Mesir dan
melangsungkan pernikahan Zuhrah Banu dan Mokbil setelah Zuhrah Banu masuk
Islam.
Hamzah
melawan Nusyirwan. Gustehem bersama anak-anaknya dibunuh oleh Hamzah. Hamzah
sendiri dilukai oleh Zubin dan dibawa ke Mekah. Pada suatu ketika, Nusyirwan,
Bekhtek, dan Zubin diculik oleh musuh. Setelah mengalami berbagai hal, mereka
akhirnya dikembalikan. Di Bukit Qaf, ada dua kota yang diperintah oleh peri
Islam bernama Azra dan peri kafir bernama Ifrit. Ifrit mengusir Azra dari
kerajaan. Hamzah datang dan membunuh Ifrit. Azra memberikan topi Sualiman yang
ajaib kepada Hamzah. Dalam perjalanan pulang Hamzah tertidur dan ditangkap oleh
Habra Diw, anak Ifrit. Hamzah kemudian membunuh Habra Diw. Hamzah jatuh cinta
pada Asman, kemenakan raja, dan menikahinya. Dari perkawinan ini lahir seorang
putri yang diberi nama Quraisy. Hamzah berkata bahwa kecantikan Quraisy seperti
Mihrnigar. Asman cemburu dan pergi meninggalkan Hamzah. Hamzah mencari Asman
hingga memasuki sebuah gua yang dihuni banyak jin dan mengusir mereka yang
tinggal di sana. Hamzah sampai di sebuah taman yang sangat indah. Di sana ia
diperdaya oleh seorang peri kafir dan seekor burung menyelamatkan Hamzah.
Semua
penduduk kekurangan makanan. Amir ibn Ma’di Karib meminta makanan kepada para
khalifah dan menangkis semua serangan perampok. Di sebuah negeri Amir ibn Ma’di
dipilih menjadi raja. Dia mengambil seorang permaisuri. Esok harinya,
permaisuri mangkat. Hamzah muncul dan seluruh penduduk kota masuk Islam.
Kemudian terjadilah peperangan. Tentara musuh dimusnahkan. Bekhtek, Zubin, dan
Nusyirwan melarikan diri ke Homum, Damaskus. Hamzah mengirim utusan kepada
Homum di Damaskus. Askar Damaskus tewas. Sementara itu, putri Nasir hamil
dengan cara yang tidak wajar. Pada suatu malam, putri Nasir menemukan selimut
Hamzah dan kemudian mengenakannya. Dengan serta merta, putri Nasir hamil dan
melahirkan seorang anak yang diberi nama Omar ibn Hamzah.
Hamzah
meminang Mihrnigar dan mendapat restu dari Nusyirwan. Bekhtek menganjurkan agar
istana Zubin dirampok. Hamzah mengikuti saran itu dan semua harta bendanya
dirampas habis. Kemenakan Gul-rukh dijadikan istri Omar. Istri dan ibunya juga
dijadikan istri oleh Amir ibn Ma’di Karib dan Amir. Bekhtek melarikan diri ke
Behman di Turkestan. Tentara Hamzah tiba dan terjadilah peperangan. Behman dan
Bekhtek dapat dikalahkan. Hamzah yang mendengar Mekah dikepung oleh Syaddad Abu
Omar Habsyi segera kembali dan mengalahkan musuh. Syahddad dapat dikalahkan dan
masuk Islam. Syahddad menyerang Medain. Nusyirwan dan Bekhtek berhasil ditawan.
Kobad,
anak Hamzah dibunuh oleh Zubin. Zubin diam-diam mendekati Mihrnigar dan
membunuhnya. Hamzah sangat berduka atas kejadian tersebut. Qaren, anak raja
Akko menculik dan memenjarakan Hamzah dan Mokbil. Saudara perempuan Qaren
mendapat wahyu untuk membebaskan mereka. Hamzah dibebaskan dan Qaren dibunuh.
Hamzah pun menikah dengan saudara perempuan Qaren. Alju-Syeh Gezi, Qimas, dan
Keyus datang menyerang tentara Hamzah. Ketiganya dikalahkan dan masuk Islam.
Hamzah juga jatuh cinta pada dan kawin dengan putri Gil-Sowar. Seorang putri
Cina, Urnekir yang cintanya ditolak Hamzah menjadi cemburu dan berniat membunuh
Hamzah dan istri barunya. Rencana itu gagal dan Urnekir terbunuh oleh putri
Gil-Sowar. Nusyirwan berduka karena kekasihnya, Urnekir, meninggal. Ia menyamar
sebagai pedagang dan mengembara ke Negeri Cina. Dalam perjalanan ia dirampok.
Nusyirwan bekerja sebagai penjaga api untuk mendapatkan makanan. Permaisuri
menulis surat kepada Hamzah untuk mencari Nusyirwan. Sebagai rasa terima kasih,
Hamzah dikawinkan dengan putri Nusyirwan. Bekhtek merasa iri dan berniat jahat
kepada Hamzah.
Raja
Malek dan Raja Erdebil, Cup Gurden, termakan hasutan Malek dan mengerahkan
tentaranya untuk melawan Hamzah. Keduanya dapat dikalahkan dan masuk Islam.
Putri Gil-Sowar telah melahirkan seorang anak yang tidak ingin dipelihara oleh
Hamzah. Anak itu, Badi ul-Zaman dihanyutkan ke sungai dan dipelihara oleh Putri
Asman di Bukit Qaf. Setelah dewasa, Badi pergi mencari ayahnya dan diterima.
Amir sangat marah kepada Bekhtek yang menjdai biang keladi dari banyaknya
pembunuhan. Ia menyamar sebagai seorang tukang masak dan membunuh Bekhtek.
Gawilingi
mengirim Zerduhsht yang membawa pasukan harimau untuk menyerang tentara Hamzah.
Pasukan harimau itu dihancurkan oleh Herum dan Amir. Gawilingi berhasil
ditaklukkan Hamzah dan bertaubat. Zerduhsht terbakar dan mati di dalam
kamarnya. Hamzah menemui Nabi Muhammad dan belajar agama Islam. Hamzah pun
menjalankan segala perintahnya. Muhammad mendapat kabar bahwa orang kafir sedang
menghimpun kekuatan untuk melawannya. Akhirnya terjadilah peperangan. Gawilingi
dibunuh oleh Pur Hindi. Hamzah marah dan membunuh Pur Hindi.
Ibu
Pur Hindi mengumpulkan tentara dari Rum, Syam, Habsyi, dan Zengebar untuk
menyerang tentara Hamzah. Harmuz juga membawa bala tentaranya yang begitu
banyak untuk mengepung Mekah dan sampai di Bukit Uhud. Tentara Nabi Muhammad
diporak-porandakan oleh tentara musuh. Satu pahlwan Islam gugur, Lendehur, Sa’d
ibn Omar, dan Amir Ibn Ma’di Karib. Kaki Ali kena panah dan gigi Nabi Muhammad
pecah dua. Hamzah marah dan segera menyerang tentara musuh. Ia mengejar Hurmuz
dan membunuhnya.
Hamzah mulai tidak tenang karena kasut
kaki kudanya lepas. Ia teringat ramalan Buzur yang mengatakan bahwa ia akan
mati jika kasut kaki kudanya lepas. Ibu Pur Hindi yang sudah lama mengintainya
memotong kaki kuda Hamzah hingga Hamzah terjatuh dan kemudian Hamzah dibunuh.
Ibu Pur Hindi teringat bahwa Hamzah memiliki seorang anak yang mungkin akan
membalas dendam. Ia kemudian meminta maaf kepada Nabi Muhammad. Nabi pun
memaafkannya.
Asman dan Quraisy datang dengan
seribu peri dari Mekah dan meminta agar ibu Pur Hindi diserahkan kepada mereka.
Pada waktu itu surat al-Jin diwahyukan. Nabi Muhammad menerangkan kepada putri
Hamzah, jika Hamzah tidak meninggal, ia tidak dapat mencapai syahadat dan
tinggal di surga. Nabi menyuruhnya memandang ke langit dan tampaklah Hamzah
sedang duduk di surga dan sangat dimuliakan Allah. Asman dan Quraisy pun memuji
Allah.
Kelebihan Buku:
Karya
A. Samad Ahmad yang berjudul Hikayat Amir Hamzah merupakan salah satu naskah yang
bernuansa Islam, yaitu berisi tentang cerita kepahlawanan Amir Hamzah yang
sering berperang membela agama Islam. Amir Hamzah adalah seorang pahlawan Islam
yang sangat ditakuti oleh kaum kafir Quraisy dan sangat populer di kalangan
umat Islam.
”Hikayat Amir Hamzah” berjumlah 16
naskah. Naskah ini belum termasuk naskah-naskah yang belum didata dan didaftar
di dalam katalog. Ada kemungkinan terdapat naskah yang disimpan secara pribadi
oleh masyarakat. Ketiga belas naskah yang telah didaftar tersebut berada di
perpustakaan di lima negara, yaitu PNRI (3 naskah), Dewan Bahasa dan Pustaka,
Malaysia (5 naskah), Bibliotheque Municipale Tournus, Perancis (1 naskah),
Cambridge University Library, Inggris (4 naskah), dan Legatum Warnerianum,
Leiden University Library, Belanda (3 naskah).
Amir
Hamzah adalah salah satu paman Nabi Muhammad yang awalnya memusuhi Nabi dan
kemudian bertaubat hingga menjadi pahlawan Islam yang terkenal, terutama dalam
Perang Badar dan Uhud. Jasa Amir Hamzah juga begitu besar dalam perkembangan
dan penyebaran Islam. Amir Hamzah telah menaklukkan negeri-negeri dan umat yang
enggan masuk Islam. Amir Hamzah merupakan sosok pahlawan yang kuat, pemberani,
tidak mudah putus asa, penolong, dan bukan pendendam.
Di dalam naskah ini terdapat banyak
peristiwa yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam, yaitu dalam bentuk
pengajaran dan teladan, misalnya nasihat yang mengingatkan kita untuk bersikap
ikhlas, tidak khianat, takabur, riak, dan lupa kepada kebesaran Allah SWT. Tokoh
Amir Hamzah dalam hikayat ini dengan tokoh Hamzah bin Abu Thalib sedikit
berbeda. Akan tetapi, banyak sekali hal yang dapat kita contoh dari keteladanan
tokoh Amir Hamzah dalam hikayat ini, terutama keberaniannya dalam menghadapi
apa pun, kecuali Allah SWT.
Tanggapan Para Ahli:
Naskah “Hikayat Amir Hamzah” telah
banyak dibahas oleh para ilmuwan dan peneliti, baik dalam maupun luar negeri.
Hal ini disebabkan oleh terkenalnya naskah ini dan banyak diminati oleh
masyarakat. Berikut ini adalah beberapa peneliti yang pernah membahas naskah
“Hikayat Amir Hamzah”.
Winstedt
Winstedt
berpendapat bahwa “Hikayat Amir Hamzah” sudah ditulis sejak tahun 1536, abad XV
atau permulaan abad XVI. Pendapat ini didasarkan pada naskah “Sejarah Melayu”
(cerita ke 34) yang menyatakan bahwa ketika Kerajaan Malaka akan berperang
melawan Portugis pada tahun 1511, hulubalang Melayu meminta “Hikayat Muhammad
Hanafiah” kepada Sultan Ahmad. Akan tetapi, Sultan Ahmad memberikan “Hikayat
Amir Hamzah” dan berharap anak buahnya akan berani seperti Amir Hamzah.
Hooykaas
Berkaitan
dengan pendapat Winstedt, Hooykaas berpendapat ada dua kemungkinan. Penyebutan
“Hikayat Amir Hamzah” dalam “Sejarah Melayu” mungkin hanya anakronisme atau
tambahan kemudian. Dalam sastra Bali terdapat pula cerita Amir Hamzah dalam
bahasa Jawa tengahan yang sudah beberapa abad usianya. Hal ini dibuktikan oleh
kenyataan bahwa sastra Islam biasanya ditulis dalam bahasa Melayu dan baru
diterjemahkan ke dalam bahasa daerah lainnya. Jika cerita Amir Hamzah dari
bahasa Melayu diterjemahkan dalam bahasa Jawa dan diterjemakan lagi dalam
bahasa Bali, cerita ini dapat dipastikan sudah tua usianya.
Di
dalam “Hikayat Amir Hamzah” juga banyak digambarkan dengan jelas daerah-daerah
di Asia. Penggambaran Asia hanya dapat dilakukan sebelum abad XVII karena sejak
abad itu, bangsa Barat telah menerapkan monopoli perdagangan sehingga
pengenalan terhadap daerah di Asia ketika itu sangat tidak mungkin. Selain itu,
“Hikayat Amir Hamzah” sangat terpengaruh oleh suasana syi’ah. Aliran syiah
merupakan aliran agama Islam yang paling awal masuk ke Nusantara yang berasal
dari Gujarat, India. Dengan demikian, sastra yang terpengaruh oleh aliran
syi’ah merupakan sastra dari masa yang tua. Berdasarkan penjelasan di atas,
Hooykaas menyimpulkan bahwa “Hikayat Amir Hamzah” adalah sastra Islam yang
tertua.
Dr.
Ph. S. Van Ronkel
Dr.
Ph. S. Van Ronkel menjadikan “Hikayat Amir Hamzah” sebagai bahan disertasinya
dengan judul “De Roman van Amir Hamzah”, Leiden, 1895. Ronkel meneliti dua buah
naskah “Hikayat Amir Hamzah” yang ada di Leiden, yaitu naskah A (1697) dan
naskah B (1698). Naskah tersebut terdiri dari 91 cerita dan masing-masing
terdiri dari 1.225 halaman dan 1.843 halaman. Berdasarkan penelitian yang ia
lakukan, Ronkel menyimpulkan bahwa “Hikayat Amir Hamzah” bukan berasal dari
bahasa Arab seperti yang dikatakan oleh peneliti lain, tetapi langsung berasal
dari bahasa Parsi.
Pendapat
ini didasarkan pada beberapa kenyataan. Pertama, baik versi Parsi maupun Melayu
menyebut Abdul Muttalib sebagai ayah Hamzah. Dalam versi Arab, Hamzah adalah
anak Kinana. Kedua, pembagian bab versi Melayu sama dengan versi Parsi. Ketiga, sebagian kata pendahulan versi Melayu
dalam bahasa Parsi. Keempat, banyak kata-kata dan sajak Parsi
terdapat dalam versi Melayu.
Kelima, jalan cerita versi Parsi dan Melayu sama. Keenam, jika dalam versi Parsi ada sepatah
kata Arab tipikal, kata Arab itu juga terdapat dalam versi Melayu.
Van Ronkel juga berpendapat bahwa versi
asli “Hikayat Amir Hamzah” adalah kumpulan dari berbagai cerita dan dongeng
yang memuliakan agama Islam serta memuji pahlawan-pahlawan Islam. Menurut Van
Ronkel, Menak yang merupakan khasanah sastra Jawa adalah saduran dari “Hikayat
Amir Hamzah” versi bahasa Melayu. Akan tetapi, isinya lebih luas dari bahasa
Melayu karena orang Jawa gemar mengembangkan dan meluaskan cerita yang mereka
baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar