Kamis, 22 Mei 2014

Minat Belajar Siswa



A.    Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”.[1] Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh  Witherington (1952 h.165) “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard. Menurut Crow and Crow (1958 h.225) “Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard (1962 h.252) “Belajar adalah suatu proses dimana suatu prilaku muncuk atau berubah karena adanya repons terhadap sesuatu situasi”. Mengenai peranan unsur pengalaman dalam belajar Di Vesta and Thompson (1970 h.256) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.[2]
Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan bahwa “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.”[3]Belajar disebut juga proses aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa berinteraksi dengan guru, serta  siswa berinteraksi dengan siswa yang kemudian akan menimbulkan pengalaman baru, baik bagi siswa maupun bagi gurunya.
B.     Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Minat adalah minat  adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.[4]Sedangkan Abdul Rahman Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengandisertaiperasaansenang.”[5]
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap  kegiatan seseorang  sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Seseorang akan melakukan sesuatu yang menurutnya bermanfaat baginya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Jadi seseorang akan mempunyai minat yang tinggi pada sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sendiri. Apabila sesuatu tersebut dipandangnya tidak bermanfaat bagi dirinya serta tidak sesuai dengan keinginannya maka ia tidak akan menaruh minat pada hal tersebut.
Seorang siswa akan memiliki minat yang tinggi pada pembelajaran Drama apabila pembelajarannya tidak monoton serta penyampaian sang guru menarik bagi dirinya. Dengan adanya minat yang tinggi, siswa akan terdorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
C.    Fungsi Minat Belajar
Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:
a.    Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
Sebagai contoh anak yang berminat dalam hal menulis sesuatu maka cita-citanya adalah menjadi penulis yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan maka cita-citanya menjadi dokter.
b.    Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun  suasana sedang hujan.
c.    Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d.   Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.


[1]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 965.
[2]Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.(Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2007), h. 155-156
[3]Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Balai Pustaka, 1987), h. 28.
[4]Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 744.
[5]Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ( Jakarta: Kencana, 2004), h. 262.