Kamis, 12 Desember 2013

“HIKAYAT AMIR HAMZAH”



Judul Buku    : Hikayat Amir Hamzah
Penulis            : A. Samad Ahmad
Penerbit          : Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur 1985
Tebal Buku    : 712 + x Halaman
Tinjauan Buku:




      
      Negeri Medain diperintah oleh seorang raja bernama Kobad Syahriar dan perdana menteri bernama Khawajeh Alqasy. Suatu ketika, Khawajeh Alqasy membunuh Bekhti Jamal, teman dekatnya, untuk mendapatkan harta bendanya. Sebelum meninggal, Bekhti Jamal berpesan kepada Khawajeh Alqasy untuk menjaga istri Bekhti Jamal dan anak yang dikandungnnya.
Anak Bekhti Jamal lahir dan diberi nama Buzur Jamal. Pada umur sembilan tahun, dia sudah menjadi seorang ahli nujum yang pandai dan ingin mencari pembunuh ayahnya. Suatu ketika, raja Kobad Syahriar bermimpi dan tidak dapat ditafsirkan oleh Alqasy. Raja meminta Buzur Jamal datang ke istana dan menafsirkan mimpinya. Buzur kemudian membeberkan segala kejahatan Alqasy sehingga Alqasy dihukum mati dan segala harta bendanya diberikan pada Buzur. Buzur akhirnya menjadi ahli nujum raja Kobad Syahriar. Buzur meramalkan bahwa raja akan dikaruniai seorang anak yang sebaiknya diberi nama Nusyirwan dan musuh kerajaan akan datang dari Arab. Karena ketakutan terhadap hal itu, raja memeritahkan membunuh semua wanita yang hamil.
            Di Mekah, Abdul Muttalib dikaruniai anak yang diberi nama Amir Hamzah (selanjutnya disebut Hamzah), sedangkan Omayya al-Darmri dikaruniai anak yang diberi nama Amir Ibn Omaya (selanjutnya disebut Amir). Buzur yang mendapat tugas membunuh semua wanita hamil dan bayi tidak membunuh kedua bayi tersebut. Di Negeri Medain, raja Kobad telah mangkat dan digantikan oleh Nusyirwan. Bekhtek, anak Alqasy, diangkat menjadi menteri.
Ketika berumur tujuh tahun, Hamzah dan Amir sudah memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka mampu menewaskan pegulat yang tak terkalahkan.
            Mereka juga berguru pada seorang ahli pemanah. Hamzah mendapat panah Ishak dan kekuatannya bertambah. Di taman Sulaiman keduanya mendapat kuda yang hebat dan berbagai senjata. Kekuatan yang mereka miliki digunakan untuk menolong orang lain. Mereka menyelamatkan upeti Mekah untuk Nusyirwan dari serangan penyamun Mokbil Halabi. Di Yaman, Hamzah mengalahkan Puteri Hamai Taif yang hanya mau menikah dengan orang yang mampu mengalahkannya. Namun, Hamzah tidak menikahinya dan memberikannya kepada Tauk Tariq yang sangat mencintainya. Hamzah juga mengalahkan Amir Ibnu Ma’di Karib yang kemudian menjadi pengawal Hamzah bersama keempat puluh saudaranya. Mendengar keberanian Hamzah, Nusyirwan ingin bertemu dengannya. Seorang pahlawan Nusyirwan tidak menyukai hal itu sehingga Hamzah terpaksa mengalahkannya. Gustehem, pahlawan Nusyirwan yang lain berniat membunuh Hamzah, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Hamzah.
            Hamzah jatuh cinta pada Mihrnigar, putri Nusyirwan. Hal itu tidak disukai Nusyirwan sehingga ia mengirim anaknya untuk menangkap Hamzah. Akan tetapi, keduanya malah ditawan oleh Hamzah. Akhirnya, pada hari ketiga, kedua putra Nusyirwan dikembalikan. Nusyirwan mendapat surat dari raja Syelpal dari Serendib yang memberitahukan bahwa dirinya telah diusir dari kerajaan oleh seorang raksasa bernama Lendehur. Bekhti mengusulkan agar memberikan Mihrnigar kepada orang yang mampu mempersembahkan kepala Lendehur. Hal ini dimaksudkan agar Hamzah dibunuh oleh Lendehur. Hamzah pergi ke pulau kediaman Lendehur. Dalam perjalanan, hal-hal aneh terjadi. Hamzah juga mendapatkan jimat dari Adam, Ibrahim, Ismail, dan Sulaiman. Peperangan pun dimulai dan setelah tujuh belas hari berperang, Lendehur dapat dikalahkan oleh Hamzah. Gustehem mengutus seorang perempuan untuk menyanyi dan meracuni Hamzah. Hamzah tertidur selama 40 hari. Lendehur yang telah masuk Islam mengusir Gustehem. Mengetahui korbannya masih hidup, Gustehem melarikan diri ke Zubin, Turkestan. Hamzah sembuh dan segera memulihkan kerajaan Syelpal. Hamzah kembali ke negerinya dengan membawa Lendehur.
            Bekhtek mengingatkan bahwa syarat perkawinan Hamzah dengan Mihrnigar adalah kepala Lendehur. Lendehur bersedia kepalanya dipenggal. Ketika Nusyirwan memerintahkan memenggal kepala Lendehur, Hamzah memerintahkan Amir menangkap Bekhtek dan memukulnya bertalu-talu. Bekhtek menyuruh Nusyirwan mengelabuhi Hamzah dengan membunuh seorang wanita dan mengatakan Mihrnigar telah meninggal. Hal ini diketahui oleh Amir.
            Bekhtek kembali berniat membunuh Hamzah dan menyuruh Nusyirwan mengadakan sayembara. Barang siapa mampu mengalahkan tiga orang raja yang tidak mau membayar upeti akan dikawinkan dengan Mihrnigar. Hamzah bersedia melaksanakan tugas itu. Qarun yang bertugas sebagai penunjuk jalan disuruh Bekhtek meracuninya, tetapi semuanya diketahui oleh Hamzah. Di Yunan Hamzah membunuh Adir, raja Yunan. Semua kemenakan Adir masuk Islam. Di Rum, ia mengalahkan raja Rum yang kemudian bersama dengan semua kemenakannya masuk Islam. Di Mesir, Hamzah ditipu oleh Aziz dan dikurung di dalam sebuah pulau. Mokbil yang mendengar hal itu segera menuju pulau tersebut. Raja pulau tersebut telah menikah dengan putri Aziz yang bernama Zuhrah Banu. Ibrahim menampakkan diri dan menemui Zuhrah Banu. Kemudian, Zuhrah Banu membunuh suaminya dan mengembalikan senjata Hamzah. Aziz pun dibunuh oleh putrinya sendiri. Mereka segera kembali ke Mesir dan melangsungkan pernikahan Zuhrah Banu dan Mokbil setelah Zuhrah Banu masuk Islam.
            Hamzah melawan Nusyirwan. Gustehem bersama anak-anaknya dibunuh oleh Hamzah. Hamzah sendiri dilukai oleh Zubin dan dibawa ke Mekah. Pada suatu ketika, Nusyirwan, Bekhtek, dan Zubin diculik oleh musuh. Setelah mengalami berbagai hal, mereka akhirnya dikembalikan. Di Bukit Qaf, ada dua kota yang diperintah oleh peri Islam bernama Azra dan peri kafir bernama Ifrit. Ifrit mengusir Azra dari kerajaan. Hamzah datang dan membunuh Ifrit. Azra memberikan topi Sualiman yang ajaib kepada Hamzah. Dalam perjalanan pulang Hamzah tertidur dan ditangkap oleh Habra Diw, anak Ifrit. Hamzah kemudian membunuh Habra Diw. Hamzah jatuh cinta pada Asman, kemenakan raja, dan menikahinya. Dari perkawinan ini lahir seorang putri yang diberi nama Quraisy. Hamzah berkata bahwa kecantikan Quraisy seperti Mihrnigar. Asman cemburu dan pergi meninggalkan Hamzah. Hamzah mencari Asman hingga memasuki sebuah gua yang dihuni banyak jin dan mengusir mereka yang tinggal di sana. Hamzah sampai di sebuah taman yang sangat indah. Di sana ia diperdaya oleh seorang peri kafir dan seekor burung menyelamatkan Hamzah.
            Semua penduduk kekurangan makanan. Amir ibn Ma’di Karib meminta makanan kepada para khalifah dan menangkis semua serangan perampok. Di sebuah negeri Amir ibn Ma’di dipilih menjadi raja. Dia mengambil seorang permaisuri. Esok harinya, permaisuri mangkat. Hamzah muncul dan seluruh penduduk kota masuk Islam. Kemudian terjadilah peperangan. Tentara musuh dimusnahkan. Bekhtek, Zubin, dan Nusyirwan melarikan diri ke Homum, Damaskus. Hamzah mengirim utusan kepada Homum di Damaskus. Askar Damaskus tewas. Sementara itu, putri Nasir hamil dengan cara yang tidak wajar. Pada suatu malam, putri Nasir menemukan selimut Hamzah dan kemudian mengenakannya. Dengan serta merta, putri Nasir hamil dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Omar ibn Hamzah.
            Hamzah meminang Mihrnigar dan mendapat restu dari Nusyirwan. Bekhtek menganjurkan agar istana Zubin dirampok. Hamzah mengikuti saran itu dan semua harta bendanya dirampas habis. Kemenakan Gul-rukh dijadikan istri Omar. Istri dan ibunya juga dijadikan istri oleh Amir ibn Ma’di Karib dan Amir. Bekhtek melarikan diri ke Behman di Turkestan. Tentara Hamzah tiba dan terjadilah peperangan. Behman dan Bekhtek dapat dikalahkan. Hamzah yang mendengar Mekah dikepung oleh Syaddad Abu Omar Habsyi segera kembali dan mengalahkan musuh. Syahddad dapat dikalahkan dan masuk Islam. Syahddad menyerang Medain. Nusyirwan dan Bekhtek berhasil ditawan.
            Kobad, anak Hamzah dibunuh oleh Zubin. Zubin diam-diam mendekati Mihrnigar dan membunuhnya. Hamzah sangat berduka atas kejadian tersebut. Qaren, anak raja Akko menculik dan memenjarakan Hamzah dan Mokbil. Saudara perempuan Qaren mendapat wahyu untuk membebaskan mereka. Hamzah dibebaskan dan Qaren dibunuh. Hamzah pun menikah dengan saudara perempuan Qaren. Alju-Syeh Gezi, Qimas, dan Keyus datang menyerang tentara Hamzah. Ketiganya dikalahkan dan masuk Islam. Hamzah juga jatuh cinta pada dan kawin dengan putri Gil-Sowar. Seorang putri Cina, Urnekir yang cintanya ditolak Hamzah menjadi cemburu dan berniat membunuh Hamzah dan istri barunya. Rencana itu gagal dan Urnekir terbunuh oleh putri Gil-Sowar. Nusyirwan berduka karena kekasihnya, Urnekir, meninggal. Ia menyamar sebagai pedagang dan mengembara ke Negeri Cina. Dalam perjalanan ia dirampok. Nusyirwan bekerja sebagai penjaga api untuk mendapatkan makanan. Permaisuri menulis surat kepada Hamzah untuk mencari Nusyirwan. Sebagai rasa terima kasih, Hamzah dikawinkan dengan putri Nusyirwan. Bekhtek merasa iri dan berniat jahat kepada Hamzah.
            Raja Malek dan Raja Erdebil, Cup Gurden, termakan hasutan Malek dan mengerahkan tentaranya untuk melawan Hamzah. Keduanya dapat dikalahkan dan masuk Islam. Putri Gil-Sowar telah melahirkan seorang anak yang tidak ingin dipelihara oleh Hamzah. Anak itu, Badi ul-Zaman dihanyutkan ke sungai dan dipelihara oleh Putri Asman di Bukit Qaf. Setelah dewasa, Badi pergi mencari ayahnya dan diterima. Amir sangat marah kepada Bekhtek yang menjdai biang keladi dari banyaknya pembunuhan. Ia menyamar sebagai seorang tukang masak dan membunuh Bekhtek.
            Gawilingi mengirim Zerduhsht yang membawa pasukan harimau untuk menyerang tentara Hamzah. Pasukan harimau itu dihancurkan oleh Herum dan Amir. Gawilingi berhasil ditaklukkan Hamzah dan bertaubat. Zerduhsht terbakar dan mati di dalam kamarnya. Hamzah menemui Nabi Muhammad dan belajar agama Islam. Hamzah pun menjalankan segala perintahnya. Muhammad mendapat kabar bahwa orang kafir sedang menghimpun kekuatan untuk melawannya. Akhirnya terjadilah peperangan. Gawilingi dibunuh oleh Pur Hindi. Hamzah marah dan membunuh Pur Hindi.
            Ibu Pur Hindi mengumpulkan tentara dari Rum, Syam, Habsyi, dan Zengebar untuk menyerang tentara Hamzah. Harmuz juga membawa bala tentaranya yang begitu banyak untuk mengepung Mekah dan sampai di Bukit Uhud. Tentara Nabi Muhammad diporak-porandakan oleh tentara musuh. Satu pahlwan Islam gugur, Lendehur, Sa’d ibn Omar, dan Amir Ibn Ma’di Karib. Kaki Ali kena panah dan gigi Nabi Muhammad pecah dua. Hamzah marah dan segera menyerang tentara musuh. Ia mengejar Hurmuz dan membunuhnya.
Hamzah mulai tidak tenang karena kasut kaki kudanya lepas. Ia teringat ramalan Buzur yang mengatakan bahwa ia akan mati jika kasut kaki kudanya lepas. Ibu Pur Hindi yang sudah lama mengintainya memotong kaki kuda Hamzah hingga Hamzah terjatuh dan kemudian Hamzah dibunuh. Ibu Pur Hindi teringat bahwa Hamzah memiliki seorang anak yang mungkin akan membalas dendam. Ia kemudian meminta maaf kepada Nabi Muhammad. Nabi pun memaafkannya.
            Asman dan Quraisy datang dengan seribu peri dari Mekah dan meminta agar ibu Pur Hindi diserahkan kepada mereka. Pada waktu itu surat al-Jin diwahyukan. Nabi Muhammad menerangkan kepada putri Hamzah, jika Hamzah tidak meninggal, ia tidak dapat mencapai syahadat dan tinggal di surga. Nabi menyuruhnya memandang ke langit dan tampaklah Hamzah sedang duduk di surga dan sangat dimuliakan Allah. Asman dan Quraisy pun memuji Allah.

Kelebihan Buku:
            Karya A. Samad Ahmad yang berjudul Hikayat Amir Hamzah merupakan salah satu naskah yang bernuansa Islam, yaitu berisi tentang cerita kepahlawanan Amir Hamzah yang sering berperang membela agama Islam. Amir Hamzah adalah seorang pahlawan Islam yang sangat ditakuti oleh kaum kafir Quraisy dan sangat populer di kalangan umat Islam.
            ”Hikayat Amir Hamzah” berjumlah 16 naskah. Naskah ini belum termasuk naskah-naskah yang belum didata dan didaftar di dalam katalog. Ada kemungkinan terdapat naskah yang disimpan secara pribadi oleh masyarakat. Ketiga belas naskah yang telah didaftar tersebut berada di perpustakaan di lima negara, yaitu PNRI (3 naskah), Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia (5 naskah), Bibliotheque Municipale Tournus, Perancis (1 naskah), Cambridge University Library, Inggris (4 naskah), dan Legatum Warnerianum, Leiden University Library, Belanda (3 naskah).
Amir Hamzah adalah salah satu paman Nabi Muhammad yang awalnya memusuhi Nabi dan kemudian bertaubat hingga menjadi pahlawan Islam yang terkenal, terutama dalam Perang Badar dan Uhud. Jasa Amir Hamzah juga begitu besar dalam perkembangan dan penyebaran Islam. Amir Hamzah telah menaklukkan negeri-negeri dan umat yang enggan masuk Islam. Amir Hamzah merupakan sosok pahlawan yang kuat, pemberani, tidak mudah putus asa, penolong, dan bukan pendendam.
            Di dalam naskah ini terdapat banyak peristiwa yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam, yaitu dalam bentuk pengajaran dan teladan, misalnya nasihat yang mengingatkan kita untuk bersikap ikhlas, tidak khianat, takabur, riak, dan lupa kepada kebesaran Allah SWT. Tokoh Amir Hamzah dalam hikayat ini dengan tokoh Hamzah bin Abu Thalib sedikit berbeda. Akan tetapi, banyak sekali hal yang dapat kita contoh dari keteladanan tokoh Amir Hamzah dalam hikayat ini, terutama keberaniannya dalam menghadapi apa pun, kecuali Allah SWT.

Tanggapan Para Ahli:
            Naskah “Hikayat Amir Hamzah” telah banyak dibahas oleh para ilmuwan dan peneliti, baik dalam maupun luar negeri. Hal ini disebabkan oleh terkenalnya naskah ini dan banyak diminati oleh masyarakat. Berikut ini adalah beberapa peneliti yang pernah membahas naskah “Hikayat Amir Hamzah”.

Winstedt
Winstedt berpendapat bahwa “Hikayat Amir Hamzah” sudah ditulis sejak tahun 1536, abad XV atau permulaan abad XVI. Pendapat ini didasarkan pada naskah “Sejarah Melayu” (cerita ke 34) yang menyatakan bahwa ketika Kerajaan Malaka akan berperang melawan Portugis pada tahun 1511, hulubalang Melayu meminta “Hikayat Muhammad Hanafiah” kepada Sultan Ahmad. Akan tetapi, Sultan Ahmad memberikan “Hikayat Amir Hamzah” dan berharap anak buahnya akan berani seperti Amir Hamzah.

Hooykaas
Berkaitan dengan pendapat Winstedt, Hooykaas berpendapat ada dua kemungkinan. Penyebutan “Hikayat Amir Hamzah” dalam “Sejarah Melayu” mungkin hanya anakronisme atau tambahan kemudian. Dalam sastra Bali terdapat pula cerita Amir Hamzah dalam bahasa Jawa tengahan yang sudah beberapa abad usianya. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa sastra Islam biasanya ditulis dalam bahasa Melayu dan baru diterjemahkan ke dalam bahasa daerah lainnya. Jika cerita Amir Hamzah dari bahasa Melayu diterjemahkan dalam bahasa Jawa dan diterjemakan lagi dalam bahasa Bali, cerita ini dapat dipastikan sudah tua usianya.
Di dalam “Hikayat Amir Hamzah” juga banyak digambarkan dengan jelas daerah-daerah di Asia. Penggambaran Asia hanya dapat dilakukan sebelum abad XVII karena sejak abad itu, bangsa Barat telah menerapkan monopoli perdagangan sehingga pengenalan terhadap daerah di Asia ketika itu sangat tidak mungkin. Selain itu, “Hikayat Amir Hamzah” sangat terpengaruh oleh suasana syi’ah. Aliran syiah merupakan aliran agama Islam yang paling awal masuk ke Nusantara yang berasal dari Gujarat, India. Dengan demikian, sastra yang terpengaruh oleh aliran syi’ah merupakan sastra dari masa yang tua. Berdasarkan penjelasan di atas, Hooykaas menyimpulkan bahwa “Hikayat Amir Hamzah” adalah sastra Islam yang tertua.

Dr. Ph. S. Van Ronkel
Dr. Ph. S. Van Ronkel menjadikan “Hikayat Amir Hamzah” sebagai bahan disertasinya dengan judul “De Roman van Amir Hamzah”, Leiden, 1895. Ronkel meneliti dua buah naskah “Hikayat Amir Hamzah” yang ada di Leiden, yaitu naskah A (1697) dan naskah B (1698). Naskah tersebut terdiri dari 91 cerita dan masing-masing terdiri dari 1.225 halaman dan 1.843 halaman. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Ronkel menyimpulkan bahwa “Hikayat Amir Hamzah” bukan berasal dari bahasa Arab seperti yang dikatakan oleh peneliti lain, tetapi langsung berasal dari bahasa Parsi.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa kenyataan. Pertama, baik versi Parsi maupun Melayu menyebut Abdul Muttalib sebagai ayah Hamzah. Dalam versi Arab, Hamzah adalah anak Kinana. Kedua, pembagian bab versi Melayu sama dengan versi Parsi. Ketiga, sebagian kata pendahulan versi Melayu dalam bahasa Parsi. Keempat, banyak kata-kata dan sajak Parsi terdapat dalam versi Melayu.
Kelima, jalan cerita versi Parsi dan Melayu sama. Keenam, jika dalam versi Parsi ada sepatah kata Arab tipikal, kata Arab itu juga terdapat dalam versi Melayu.
Van Ronkel juga berpendapat bahwa versi asli “Hikayat Amir Hamzah” adalah kumpulan dari berbagai cerita dan dongeng yang memuliakan agama Islam serta memuji pahlawan-pahlawan Islam. Menurut Van Ronkel, Menak yang merupakan khasanah sastra Jawa adalah saduran dari “Hikayat Amir Hamzah” versi bahasa Melayu. Akan tetapi, isinya lebih luas dari bahasa Melayu karena orang Jawa gemar mengembangkan dan meluaskan cerita yang mereka baca.