Rabu, 12 Februari 2014

Galau Skripsi? Yes,No.













   Siapa yang tidak mengetahui yang namanya skripsi apalagi untuk masyarakat yang makan bangku perkuliahan, terutama Strata 1. Pertama mendengar skripsi dari kakak tingkat dan saya merasa biasa, dan yakin bisa lulus tepat waktu. setelah berjalan beberapa semester saya mulai menyiapkan judul, karena saya jurusan pendidikan maka harus berkaitan pendidikan tapi kegalauan mulai melanda setelah mendapat mata kuliah metode penelitian (metlit).Ingin mengambil penelitian pendidikan sastra atau bahasa, dengan mencari tahu kualitas intelektual diri lebih memahami bidang apa akhirnya saya putuskan penelitian bahasa. Saya kira setelah saya yakin mengambil judul, maka saya cari objek. Kegalauan memang tidak pernah berhenti, saya gelisah kembali dengan banyak pilihan objek. berawal meneliti majalah remaja, berganti menjadi majalah agamis, lalu surat kabar agamis karena saya memiliki tujuan untuk memiliki peserta didik yang berkarakter. Dengan berbagai pertimbangan yang matang dan setelah mengalami seminar proposal (semprop) saya tetap galau (jangan dicontoh) hehe
Kegalauan itu terus berlanjut sehingga membuat waktu saya terbuang sia-sia, dengan minta petunjuk Allah dan ingat saran dosen penguji semprop akhirnya saya putuskan mengambil objek surat kabar yang terkemuka di Indonesia dan no 1 kata baku. you know lah surat kabar itu namanya apa :)
Pada tanggal 11 Januari 2013 judul saya di Acc, wow setelah bergalau ria akhirnya di Acc (dalam hati). Dalam kondisi sedang Praktek Mengajar selama 6 bulan dari Januari skripsi saya mulai terbengkalai, namun saya tetap suka bimbingan skripsi apalagi setelah selesai Praktek mengajar semakin rajin dan menggebu untuk menyelesaikan skripsi apalagi syarat-syarat sidang/wisuda sudah saya selesaikan. Di Universitas saya susah alias ribet syaratnya, maka yang universitasnya tidak ribet harusnya sidangnya cepat ya, menurut saya. Setelah menyelesaikan laporan praktek mengajar saya mulai lelah untuk mengerjakan skripsi namun karena orang tua terus mendesak untuk menyelesaikan kuliah saya semangat kembali. Kekurangan saya yang baru saya sadari saat mengerjakan skripsi dan terlalu santai dalam mata kuliah metlit saya kurang paham metode yang harus saya gunakan dan teknik apa yang cocok pada penelitian saya, pelajaran buat teman-teman yang masih kuliah perhatikan dengan seksama dan cari tahu lebih dalam materi yang diberikan di kelas. kegalauan di awal mengerjakan skripsi timbul lagi dan saya mulai jarang bimbingan skripsi apalagi saya tidak tinggal di kosan sehingga saya jarang ke kampus dan kelelahan dalam perjalanan pulang-pergi. begitu banyak keluh kesah, sedih, tangis, kecewa saya alami tapi tidak ppernah menyurutkan tekad saya untuk lulus segera, mungkin semua pun begitu. pada saat semangat itu memuncak dan saya kerjakan dengan lihai, dosen pembimbing (dospem) skripsi saya mulai sulit ditemui dengan alasan beliau juga sedang mengejar wisuda Doktornya, begini nasib mahasiswa. Beberapa bulan digantung, bahkan di akhir napas saya, saya menangis tersedu-sedu di depan dospem karena perjuangan hari itu membawa buku sekoper dan hujan-hujanan untuk uji referensi sia-sia. Mengapa sia-sia karena kecerobohan saya, dua buku penting tertinggal di rumah, dospem saya pun tidak terima namun karena melihat saya begitu menyedihkan mungkin akhirnya keesokan harinya disuruh menghadap. Berangkat untuk uji referensi untuk kedua kalinya saya tidak begitu optimis apalagi tahu bahwa dospem saya besok akan pergi ke kota Jogja untuk wisuda. Berdua dengan teman mencari rumah dospem dan tersesat di dalam kuburan, akhirnya saya mendapat tanda tangan beliau alias uji refernsi saya diterima. pada tanggal 18 Januari 2014 saya fiks menjadi calon wisudawati dalam benakku, dengan birokrasi kampus yang sulit dan lari-larian bersama teman-teman pada tanggal 23 Januari 2014 saya sidang skripsi dan mendapat nilai A. Alhamdulillah :)
Jangan dikira menuju sidang baik-baik saja, h-1 sidang saya baru sadar bahwa daftar isi saya kacau alias tidak sesuai. Pada malam itu saya nangis sejadi-jadinya karena sudah tahu besok akan dihakimi dengan kesalahan yang sudah saya ketahui. Dengan berbekal semangat yang diberikan pada kakak sepupu dan suaminya saya melangkah dengan optimis. kenapa saya bisa optimis karena mereka berdua adalah dosen Universitas negeri maka mereka banyak memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk saya dan motivasi tinggi yang gemilang. 
   Ini bukan curhatan, dan bukan keluhan tapi berbagi kisah bahwa untuk menempuh kebahagiaan harus ditempuh dengan duri, tangisan bahkan jika jihad harus dengan aliran darah. Semoga yang sedang mengerjakan skripsi dimudahkan, dan jangan ceroboh seperti saya. Bagi yang telah di wisuda perjuangan hidup yang sebenarnya sudah di depan mata, jadikan ilmu yang kalian dapat di bangku kuliah bermanfaat untuk negara. Saya lupa memberi tahu bahwa saya menyelesaikan skripsi ini selama 1 tahun. Ujian ini masih mudah dibanding ujian hidup, dan insya Allah saya resmi menjadi sarjana alias wisuda tanggal 1 Maret 2014. Barakallah... semoga bermanfaat   
Zwa_Al Khansa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar