Guru?
Kata yang tidak asing lagi di telinga kita, di kalangan masyarakat pun kata ini
begitu familiar. Siapa yang tidak mengenal profesi ini, profesi yang terpuji
dan tidak meminta pujian ataupun penghargaan. Seperti dalam syair hymne guru, guru adalah pahlawan tanpa
tanda jasa. Ia adalah orang yang mendidik generasi bangsa yang tidak mengenal
huruf, tidak mengenal angka hingga mereka dapat membaca dan berhitung.
beruntunglah dan bersyukurlah bila Anda menjadi seorang guru karena dapat
bermanfaat bagi orang lain. Mulialah guru karena mereka punya peluang untuk
menginspirasi siswa agar hidup mereka jauh lebih baik dari gurunya sendiri.
Berbahagialah guru jika kelak murid-murid mereka menjadi orang yang hidupnya
sukses nan bermanfaat bagi sesama. Itulah dahsyatnya menjadi guru.
Guru,
mereka yang telah membuatku seperti sekarang ini. Aku yang tidak bisa apa-apa,
tapi berkat kebaikan, ketulusan dan kesabaran mereka aku dan teman-teman dapat
membaca dan berhitung. anak-anak bangsa yang buta huruf karena adanya mereka
(guru) anak bangsa dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik dan benar.
Dan saya pun pernah mendengar bahwa kita hidup karena budi baik orang lain,
contohnya kita bisa makan nasi karena petani, dan begitu juga kita. Kita dapat
membaca, menulis dan menghitung karena budi baik guru kita di masa lalu.
Begitu
hebatnya seorang guru dimata saya dan dimata sebagian masyarakat yang menghargai
profesi itu. Maka itulah yang membuat saya jatuh cinta terhadap profesi ini,
sebuah profesi yang banyak memberikan manfaat untuk orang lain. Berawal dari
kagumnya terhadap guru di masa kecil, hingga membuat saya bertekad akan menjadi
guru saat sudah dewasa nanti. Walau sempat pernah berpikir untuk menghentikan
bermimpi menjadi guru tapi kecintaan untuk menjadi guru tidak dapat dihilangkan
sehingga cinta dan cita menjadi guru terus tertanam hingga sekarang. Life is
choice, maka saya putuskan untuk memilih menjadi guru seperti guru-guru saya
terdahulu waktu masa kecil. Saya pun terisnpirasi dari mereka. Saya ingin
menjadi guru teladan dan professional.
Konon
mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia. Semua karya besar lahir lahir dari
sebuah mimpi, yang bisa jadi dianggap konyol pada zamannya. Andai saja Wright
bersaudara tidak terus bermimpi tentang kapal terbang atau manusia burung, bisa
jadi saat ini kita masih berlayar dengan perahu jika ingin melintasi lautan.
Andai Thomas Alfa Edison tidak bermimpi untuk menciptakan cahaya dalam gelap,
pastilah lampu hanya jadi sebuah legenda. Maka andai Pak Anies Baswedan tidak
pernah bermimpi bahwa ada ribuan anak muda yang rela dikirim ke daerah pelosok,
sekedar untuk mengajar, dan menyalakan harapan pendidikan disana, maka pastilah
Indonesia Mengajar hanya sebuah konsep yang bersarang di kepala. Maka saya akan
mengabulkan mimpi itu dengan tangan saya, yaitu menjadi guru teladan.
Setiap
manusia diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah, dan saya berpikir salah satu beribadah
adalah dapat beramal kepada orang lain. Menjadi guru adalah pekerjaan yang
sangat mulia, karena guru adalah pewaris pekerjaan Rasulullah SAW. Hal ini
disebutkan dalam salah satu hadist Nabi: “Sesungguhnya saya diutus ke dunia
ini untuk mengajar.”. Profesi guru adalah tempat beramal yang paling mudah
dan menyenangkan. Dengan menjadi seorang guru, kita dapat berbagi ilmu yang
kita miliki terhadap anak didik kita. Memberikan ilmu yang kita miliki, kita
telah mecetak generasi bangsa yang terdidik dengan tangan kita dan kita pun
mendapat pahala atas hal itu. Seperti yang Allah katakana bahwa “Tarbiyah madal
hayah”, pendidikan seumur hidup. Maka pendidikan itu tidak akan pernah
dilupakan dan binasa karena pendidikan akan terus dibutuhkan sampai kapan pun.
Pendidikan dimulai dari usia dini hingga usia senja. Guru tidak akan pernah
kehabisan pekerjaan karena manusia akan terus ada, bahkan pertumbuhan di
Indonesia begitu tinggi hingga penduduk di Indonesia begitu padat.
Pernahkah
kita sadari bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya
tanggung jawab pemerintah, guru, dan orang tua siswa. Jika jawabannya ya, maka
berhentilah memaki. Mendidik adalah tanggung jawab setiap yang terdidik.
Alih-alih mengutuki sistem pendidikan yang tak kunjung beres, dana BOS yang
alirannya masih simpang siur, kualitas guru yang mutunya mencemaskan, mengapa
bukan kita yang memulai untuk menjadi pemberi manfaat? Kita yang mulai
menyalakan pelita harapan di benak setiap anak, bahwa pendidikan berkualitas
itu bukan mimpi. Dan semua orang berhak mendapatkannya. Berhentilah
membicarakan polemik pendidikan negeri ini. Ayo berbuat, sekecil yang kita
bisa! Karena seringkali ilmu sederhana yang kita punya jadi sangat luar biasa
bagi orang yang membutuhkannya. Betapa banyak orang yang pintar membaca dan
menulis, tapi hitunglah berapa orang yang mau mengajarkan hal tersebut. Berapa
banyak orang yang pandai berhitung, tapi lihatlah berapa orang yang mau
mengajarkannya. Berapa banyak orang terdidik yang mau mendidik. Maka saya ingin
menjadi salah satu orang yang memberikan pelita untuk pemuda bangsa yang begitu
diharapkan oleh Negara ini, Negara yang sedang berkembang. Biarkan saja banyak
yang menilai guru itu adalah profesi yang biasa tapi menurut saya, guru adalah
profesi yang luar biasa. Dapat berguna bagi bangsa ini adalah suatu kebanggaan
sendiri dibanding mendapat sebuah berlian.
Saya
banyak mengambil pelajaran dari sebuah akar pohon. Akar adalah bagian tubuh
yang paling tidak terlihat, namun justru paling kokoh dan berperan besar dalam
menunjang kehidupan sebuah tanaman. Tujuannya hanya satu, mencarikan air untuk
proses kehidupan. Ia gigih, tak berhenti meski dihadang batu atau jurang yang
menganga. Dengan segala keyakinan, ia meliuk, mengantung, memutar, dan berjuta
cara lainnya agar tiba di tempat air berkumpul. Akar begitu menjalani perannya
dengan bersungguh-sungguh. Penuh tanggung jawab tanpa jumawa. Menjadi seorang
pendidik adalah cara saya untuk meneladani akar. Darinya saya belajar untuk
memiliki tekad, agar pantang menyerah hingga mencapai tujuan. Ia juga menjalani
tugasnya dengan Konsisten. Terus bergerak tanpa henti. Pelan namun pasti. Agar
berhasil, maka ia selalu ber-adaptasi dengan lingkungan yang ditemuinya.
Dihadang beton, batu, pasir, kerikil, sungai, adalah cobaan kecil. Ia lalu
melebur bersama alam, berbaur, dan menjadi bagian dari lingkungan agar tetap
bisa melaju. Yang terpenting, di atas segalanya ia tetap rendah hati. Akar
tidak pernah menjulang, melawan takdirnya. Ia selalu membumi, seperti ilmu padi
yaitu semakin berisi semakin merunduk.
Profesi
guru sudah saya idamkan dan saya sukai. Dan tahukah bahwa orang yang sedang
mencintai atau suka akan melakukan sesuatu dengan ikhlas dan memberikan
pengorbanan seutuhnya untuk yang dicintai. Ya, saya suka belajar dan mengajar.
Saya suka bercerita dan berkegiatan bersama anak-anak. Saya suka berpetualang
dan jalan-jalan untuk mengenal negeri ini. Tapi itu semua akan lebih berarti
jika saya bisa ikut serta menghasilkan perubahan. Tentunya menjadi lebih baik.
Saya ingin menjadi agent of change. Berbagi
ilmu itu sangat istimewa. Ketika kita berbagi sesuatu hal yang bersifat materi, maka materi
tersebut bisa saja habis dibagikan. Tetapi jika kita berbagi ilmu, ilmu
tersebut tidak akan pernah habis, malah akan semakin banyak. Dan hebatnya ilmu
tersebut akan bertambah secara exponensial. Misalnya, saya berbagi ilmu ke dua
orang, lalu dua orang tersebut berbagi ke masing-masing dua orang, selanjutnya
enam orang tersebut berbagi lagi ke orang lainnya, dan seterusnya.
Guru menjadi pekerjaan yang sangat
mulia, karena apa yang dikerjakan guru memiliki nilai sosial yang tinggi dalam
membentuk masyarakat, dengan memberikan sumbangan ilmu melalui generasi penerus
bangsa. Kemuliaan profesi guru dalam pandangan Islam juga tidak terlepas dari
keberadaan Islam sebagai agama yang menjadikan menuntut ilmu dan mengajarkan
sebagai suatu kewajiban. Maka orang yang sengaja tidak menuntut ilmu atau
mengajarkannya akan diancam syara’ dengan siksaan, dan yang menyembunyikan ilmu
yang bermanfaat akan dikekang pada hari kiamat dengan kekang yang terbuat dari
api neraka. Dengan begitu Islam telah membebani kepada para guru dan orangtua
dengan tanggungjawab yang besar dalam pengajaran. Hal ini tersurat dalam
beberapa ayat-ayat Allah di dalam Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab
dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak
memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api], dan Allah tidak akan
berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi
mereka siksa yang amat pedih. (Al Baqarah:174). Dan saat ini profesi guru
semakin dihargai oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Melalui Undang-Undang tersebut tingkat
kesejahteraan guru dapat lebih terjamin, karena dengan adanya sertifikasi dapat
meningkatkan penghasilan guru dua kali lipat, bahkan lebih. Maka dengan
dihargainya seorang guru dengan dinaikkanya gaji guru, maka seharusnya kinerja
kita sebagai seorang guru harus ditingkatkan dan jangan dilalaikan. Guru bukan
seorang pengajar yang hanya mengajarkan huruf dan angka, tapi guru juga sebagai
seorang pendidik, mendidik siswa agar menjadi anak yang mental baja dan
berkepribadian ksatria.
Suatu
harapan akan dapat terwujud bila ada tekad dan ikhtiar yang kuat. Bila ingin
menjadi guru pembaharu bangsa, maka harus menyiapkan segala aspek yang
mendukung hal tersebut. Seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi yaitu,
kompetensi dalam hal yang mendukung agar ia menjadi guru professional, dengan
mengikut workshop keguruan, pelatihan-pelatihan yang dapat menambah pengetahuan
seorang guru. Kompetensi social, guru harus dapat berbaur bersama masyarakat
luas, karena guru adalah salah satu contoh bagi masyarakat. Dan yang terpenting
adalah kompetensi kognitif, guru tidak akan dapat mengajar dengan baik bila ia
tidak menguasai bidang keahlian yang ia geluti, maka sebaiknya ia harus paham
dan menguasai benar bidang keahlian yang ia akan ajarkan kepada anak didiknya.
Bila semua kompetensi dapat guru lakukan maka tak ada kata tidak mungkin
seorang guru dapat mencetak generasi bangsa yang hebat, yang dapat membangun
negeri ini lebih baik dan lebih maju dari Negara lain. Guru adalah profesi
saya, dan guru adalah kebanggaan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar